Upik Nggak Masuk [ceritamini]

[tulisan ini pernah dimuat di majalah Aneka Yess! no.08/2009]


Upik Nggak Masuk!!


Aku tuh lagi sakit… tapi aku nggak mau bilang ke kalian, karena aku nggak mau ngerepotin kalian!” kata Upik pelan. Tiga sobatnya pandang-pandangan. Nggak menyangka kalau ini jawaban yang akan mereka dengar.

“Kenapa lo nggak bilang Pik??” suara Vinvin yang lembut hati bergetar. “Kita kan sobat lo…”


Haaa… Upik hari ini nggak masuk lagi! Padahal, cewek berambut keriting yang hobi banget makan sate padang itu termasuk cewek yang rajin loh. Jarang banget dia nggak hadir dalam kelas. Maklum deh, orang tuanya kan guru. Yang selalu rajin menyuruh Upik untuk sekolah dan belajar.

Tapii… sekarang, sudah hampir tiga hari nih Upik nggak masuk. Kalau dihitung-hitung sama bulan lalu, sudah seminggu Upik nggak masuk. Waaah.. .jarang-jarang tuh. Dicil, Vinvin, dan Pie sebagai sahabatnya jadi bingung. Semua orang nanyain Upik ke mereka. Soalnya mereka nih temen deket si bendahara kelas tersebut.

Bukannya nggak peduli, tiga sobatnya itu sudah sering banget nelfonin Upik. Tapi jawabannya Cuma .. Nggak apa-apa, sakit perut aja kok… besok masuk… tenang aja… gituuu terus. Bikin tiga sobatnya yang tergabung dalam Polus Grusari bingung.


“Selamat pagiiiii!!!” teriakan nyaring Upik terdengar hingga ke kelasnya, padahal Upik baru turun dari bajaj loh. Yang berarti dia masih ada di depan gerbang sekolah, yang berarti lagi masih agak jauh dari kelasnya yang ada di pojok belakang sekolah!! He he.. hiperbolis. Teman-temannya di Polus Grusari langsung nengok, wajah-wajah yang tadinya kuyu langsung penuh harapan dengan mata yang berbinar ceria… (hiks… hiperbolis abis)

“Upiiiiik!!!!” teriak Dicil diikutin Vinvin sambil berlari. Pie nggak ikutan soalnya lagi makan pastel bumbu kacang. “Akhirnya lo masuk juga!! Selamat datang kembali temanku!” teriak Dicil lagi.

“Ya ampuunn… segitunya kah kalian kangen padaku?? Aku jadi terharu…” kata Upik sambil meletakan gembolannya di atas meja. “Aku tak menyangka, kalau kalian sayang banget sama aku… aku… aku…” kata Upik dengan gaya lebaynya yang sukses bikin dia dipanggil Upik Tropica. “I would like to thanks to my… loh kok ilaaang!?!”


waduuh… baru sehari Upik masuk, hari ini dia nggak masuk lagi. Bikin tiga sobatnya bingung. Soalnya kemarin Upik baik-baik saja, nggak mengeluh menderita sakit.

“Hmm… kira-kira Upik kenapa ya, nggak masuk?” tanya Pie sambil asik makan Pastel bumbu kacang favoritnya.

“Tau nih, tumben-tumbenan loh… biasanya dia kan paling rajin… kenapa ya??” Vinvin nggak menjawab malah nambahin pertanyaan.

“Setiap ditanya, pasti jawabannya nggak apa-apa. Tapi nggak masuk-masuk… kira-kira kenapa ya?” Dicil ikutan bertanya…

“Mungkin dia sakit… kenapa kalian nggak jenguk aja ke rumahnya??” terdengar suara lain yang –akhirnya menjawab pertanyaan mereka… serempak tiga kepala nengok. Tampak sosok Bu Kokom, guru BP mereka berdiri di belakang tiga cewek kelas dua SMA ini. “Kalau kalian pergi ke rumahnya, sekalian… ibu mau nitip…” tangan gempalnya Bu Kokom, masuk ke dalam map kuning yang ia pegang.

Surat Teguran… Surat Peringatan… Surat Panggilan Orang Tua… semua surat-surat kejam itu terlintas di kepala tiga temannya Upik. Sampai…

“Nih, uang arisan buat mamanya Upik… tolong kasihin yaa..” kata Bu Kokom sambil melangkah pergi. “Jangan lupa loh…”



Tiga pasang sepatu, tampak di depan kediaman Upik yang asri di daerah Cipinang. Sudah hampir sejam tapi tiga pasang sepatu itu masih tetap di tempat semula, depan pintu. Menandakan kalau si empunya masih betah berlama-lama di dalam rumah.

“Pik… kenapa sih, lo jarang masuk sekarang??” tanya Vinvin membuka obrolan

“Iya Pik… lo lagi ada masalah ya??” giliran Pie yang angkat suara.

“Cerita dong Pik… kita kan bingung. Lo jadi sering nggak masuk gini. Tahu nggak, semua orang tuh nanyain ke kita… lo kemana. Dan kita nggak tahu jawabannya…” kata Dicil yang sering dianggap sebagai Jubir Polus Grusari.

Hhh… “ Upik hanya menghela nafas. “Maafkan aku teman-teman… aku bukannya malas-malasan.. tapi…”

Tiga pasang mata melotot ke arahnya, menanti sebuah jawaban atas pertanyaan mereka selama ini…

“Aku tuh lagi sakit… tapi aku nggak mau bilang ke kalian, karena aku nggak mau ngerepotin kalian!” kata Upik pelan. Tiga sobatnya pandang-pandangan. Nggak menyangka kalau ini jawaban yang akan mereka dengar.

“Kenapa lo nggak bilang Pik??” suara Vinvin yang lembut hati bergetar. “Kita kan sobat lo…”

“Aku malu Vin… aku malu… “ Kata Upik hiperbolis.

“Emang lo sakit apaan sih??” Pie berkata pelan. Takut mendengar kenyataan

“Kata dokter aku cacingan… makanya sering sakit perut…”


wak wauuu… tiga pasang mata melotot ke arah Upik sebentar, sebelum…


“Huaahahahahahaa…..”

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar

ke lagu ke labu