Kaluwargi nu Abdi

0 komentar

Entahlah,
Mungkin lagi PMS
Tapi w emosi kalo ada yang nyenggol keluarga w.

Don't mess with my family. Just don't!


Or i'll kill you.

As simple as that.

Di Jakarta Masih Ada Orang Baik?

0 komentar

sekadar cerita, tanpa bermaksud riya.


Jadi kemaren itu, seperti biasa kan kalo ke kantor, motoran sama Dhany sampai RS Permata Hijau, lalu lanjut gojek. Seperti biasa juga, nunggu gojeknya di Halte Mesjid, nggak jauh dari Rumah Sakit. 

Udah mesen, lagi duduk manis di halte, lengkap dengan helm (karena males lepas dan biar jadi ciri buat bang Gojek), ada mas-mas dateng. Badannya agak sterek, tato di lengan full betul. Pake jeans, sneakers, kaos cokelat sama megang jaket jeans. 

Dia duduk sebelah aku. Sempat ku lempar senyum dan doi balas. 

Nggak lama, dia ditelfon sama -kayaknya, temennya dia. Dan -kayaknya nanya si mas ini lagi di mana, karena terus dia nanya aku, "mbak ini di daerah mana ya?" yang langsung ku jawab dengan pasti, "Permata Hijau mas."

Lalu dia lanjut ngobrol sama temennya.

Kemudian dia tutup telfonnya, dan bertanya lagi sama aku. "Mbak, kalo pasar Kebayoran di mana ya?" setelah ku tunjukkan, dia agak lesu. Lalu bilang, "Lumayan juga ya. Dari pagi jalan dari Tanah Abang, baru sampe sini."

Terus aku bilang, "ya jangan jalan lah mas. Naik Gojek aja."

"Gak ada ongkos, mbak." ia menjawab pendek. Ia lalu bercerita bahwa sudah dua minggu ia datang ke Jakarta dari sebuah kota di Jawa (aku nggak nanya tepatnya di mana) mencoba cari pekerjaan, tapi tidak kunjung dapat, hingga akhirnya kehabisan modal hidup. Ia dalam perjalanan untuk ketemu temannya yang seorang tukang parkir di pasar Kebayoran.


Aku nggak punya cash. Dan jujur, saat itu aku agak mikir... apa ini orang jujur. Tahu lah, aku beberapa kali dibohongi. Akhirnya aku tawarin untuk naik Gojek aja sampai tujuan, aku bayar pake Gopay. 

Awalnya dia nggak mau. Tapi setelah ku paksa, akhirnya luluh juga. Sempat minta nomer telfon, katanya kalo nanti punya uang bakal diganti -which aku tolak, karena males juga ntar di-SMS, hahahaha... 

Tapi yang paling ngehek dari cerita kemaren itu adalah ketika dia bilang, "ternyata masih ada ya orang baik di Jakarta."

Somehow, aku ngerasa sedih sih. 

Akhirnya Gojek pesenan buat dia datang dan ketika kami akhirnya berpisah, dia bilang, "nanti Tuhan yang balas..."


Amin!

hingga mati

0 komentar

dibunuh
tersayat

plintir
piting
tendang
robek
sobek

tusuk

sakiti

sampai ke pori

lalu biarkan hingga mati

hingga mati

mati

Senandung Senandika - Maliq & d'Essentials

0 komentar

Jatuh cinta lagi.
Dan itu menyenangkan sekali.
Bukan pada siapa, tapi apa.
Terima kasih semesta!




Ini single terbaru miliknya @MaliqMusic dan baru banget denger semalam. Nggak perlu waktu lama,  single yang diambil dari album "Senandika" ini langsung nempel di kepala. Soal musikalitas, ya kali... nggak usah diragukan lagi. Seperti postingan ini, ogut bilang @MaliqMusic ini mencapai kedewasaannya dalam bermusik dengan anggun. 

Anyway, balik ke single Senandung Senandika, belakangan ogut lagi seneng banget dengerin The Night Flight Orchestra, begitu kena nada dari lagu Maliq ini, bah... langsung kena!

Nuansa pop synthz '80an terasa banget dari sejak nada menjejak di bar pertama. Meningkat dengan rapat dan mencapai klimaks dengan sempurna di akhir lagu. Jikalau Anda penikmat karya Fariz RM atau Dodo Zakaria (lawas yeh) di era keemasannya, Anda pasti bakal naksir sama lagu ini. 

Terus ya, ogut nih termasuk barisan pembaca lirik -yang kadang gagal jatuh cinta sama sebuah lagu gegara lirik yang 'apeu' banget. Nah, syukur alhamdulillah, lagu ini bisa dibilang paket lengkap: musik mantap, lirik tepat. 

Selintasan pertama, ogut mikir kalau ini lagu cucok banget diputer di momen-momen Pilkada endebrey. Berat? Nggak juga. Dan itu hebatnya @MaliqMusic yang mampu bercerita dengan diksi pilihan, berisi yet ringan. Ringan yet berisi.

Senang betul rasanya mereka ngeluarin lagu ini. 
Jadi punya lagu uplifting tambahan lagi!

ke lagu ke labu