endah n rhesa

Kisah Lanjutan Ilmuwan Nyentrik

Sambungan dari album Nowhere To Go, duo Endah n Rhesa kembali menuturkan kisah perjalanan ilmuwan-musisi nyentrik, Shane Harden.


Berbicara soal musik mereka, tak bisa lepas dari sosok Shane Harden yang memang 'menciptakan' Endah N Rhesa. Ilmuwan serba bisa yang tinggal di Silence Island ini banyak menemukan hal-hal baru di sekitar dan menuangkannya dalam musik.

Setelah menceritakan kisah urban di album sebelumnya, dimana akhirnya Shane menemukan fakta bahwa pulau itu ternyata setengah terendam di lautan, di album Look What We've Found ini Shane berpetualang dengan mesin waktu untuk kembali ke zaman dulu, ketika Silence Island masih berupa pulau utuh yang dipenuhi hutan dan pantai yang indah.

Maka nafas album ini pun terasa seperti mengembara di hutan tropis di Afrika dan berwisata ke kepulauan Karibia. Bercerita, mulai dari monyet yang berloncatan di pohon hingga ibu penyu yang melepas anak-anaknya, doa dan tarian penolak bala hingga duduk santai di pinggir pantai. Album dengan cover unik ini seperti buku kumpulan kisah seru Shane Harden yang sibuk menyelamatkan pulau supaya tak tenggelam.

Untuk bisa mendapatkan aroma khas Afrika, Endah n Rhesa rela menghabiskan waktu melakukan riset, tanpa perlu studi banding segala. Lion King, Jungle Book, Madagascar, Bobby McFerrin, Richard Bona dan tayangan Piala Dunia jadi referensinya, “Kita bukan fans sepakbola, tapi karena diadakan di Afrika, kita ikutan nonton biar dapat euphorianya.” jelas Rhesa yang tak hanya mencari tahu soal musik tapi juga bahasa.

Proses mastering album ini dilakukan oleh Indra Lesmana yang menurut mereka berdua merupakan pilihan tepat, karena musisi jazz kawakan itu mampu mengeluarkan sound yang memang diharapkan oleh duo ini. “Kita sempat takut sound-nya nggak bakal dapet, apalagi harus menggunakan bass dan vokal sebagai perkusi. Tapi hasilnya ternyata memuaskan! Lebih puas dari album yang pertama.” kata Endah.

Album yang memakan waktu selama delapan bulan, termasuk dua bulan untuk mendesain cover ajaibnya ini terdengar berbeda dengan album sebelumnya. “Kita lebih mencoba untuk menampilkan hal yang baru. Kita mau ngasih tahu kalau tiap album Endah n Rhesa bakal selalu berbeda tiap kali keluar, jadi harus siap-siap.” kata Endah lagi.

Mereka bahkan berani memasukan satu lagu tanpa lirik dimana Endah hanya ber-humming ria mengikuti cara orang-orang Afrika memanjatkan doa, “Mirror Spell” yang memang berisikan tentang harapan menolak bala. “Awalnya nggak mau dimasukin, soalnya nggak ada liriknya. Udah dicoba dibikin tapi nggak masuk. Ternyata tanggapannya mengejutkan.” tutupnya. >Ajeng

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar

ke lagu ke labu