Tampilkan postingan dengan label musik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label musik. Tampilkan semua postingan

Tentang Dara

0 komentar

C
Dalam cerita
  F
Aku dan dia
Em.        Am
Rindu tiada
         Dm    G
Artinya

C
Dengan dirinya
F
Aku bernyawa
Em                  A
Relakan mimpi
           Dm              G
Akhirnya sia-sia

F
Dia
Fm
Ada
Em
Rasanya
      A
Aku

Dm
Di 

Ambang
    Dm7
Ruang
     G
Asa

RAN feat. Kahitna - Salamku untuk Kekasihmu yang Baru

0 komentar




Jadi gini,
Belakangan ijk lagi suka sama kolaborasi apik RAN dan Kahitna. 
Kenapa?

Ini alasannya:

Selain dua band itu memang favorit. Kolaborasinya cakeup. 
Sama-sama kuat, nggak timpang. 
Biasanya kan, kalo featuring gini, yg satu lebih kuat.


Verse pertama itu RAN banget. 
Petikan gitarnya khas. 
Apalagi suaranya Nino. 

Setelah reff... 
Suara oom-oom ganteng cayangan terdengar...

DAN ITU KAHITNA BANGET! 
Gilak!
Ibaratnya, mereka lagi manggung bedua, terus gantian nyanyi. Tapi sama sekali nggak putus. 
Smooth abis.

Kalo lo fans dua-duanya, lo kayak jalan di atas tali. 
Kanan RAN - Kiri Kahitna.. 
Jatuh ke manapun, enak hahaha.. 
Ciri masing2 kerasa banget.

Nonton videonya deh. 
Dengerin pas menit 1:53.
Itu aku tepuk tangan lho, hahaha! 

Lemah aku kalo mereka udah bagi suara. 
Lemaaaah!

Ada satu sik yang kurang. Kurang ye ye ye ala Kahitna, hahahaa...
Overall, ini kolaborasi asik banget. 
Keliatan kedewasaan masing-masing.


OTOY!

Senandung Senandika - Maliq & d'Essentials

0 komentar

Jatuh cinta lagi.
Dan itu menyenangkan sekali.
Bukan pada siapa, tapi apa.
Terima kasih semesta!




Ini single terbaru miliknya @MaliqMusic dan baru banget denger semalam. Nggak perlu waktu lama,  single yang diambil dari album "Senandika" ini langsung nempel di kepala. Soal musikalitas, ya kali... nggak usah diragukan lagi. Seperti postingan ini, ogut bilang @MaliqMusic ini mencapai kedewasaannya dalam bermusik dengan anggun. 

Anyway, balik ke single Senandung Senandika, belakangan ogut lagi seneng banget dengerin The Night Flight Orchestra, begitu kena nada dari lagu Maliq ini, bah... langsung kena!

Nuansa pop synthz '80an terasa banget dari sejak nada menjejak di bar pertama. Meningkat dengan rapat dan mencapai klimaks dengan sempurna di akhir lagu. Jikalau Anda penikmat karya Fariz RM atau Dodo Zakaria (lawas yeh) di era keemasannya, Anda pasti bakal naksir sama lagu ini. 

Terus ya, ogut nih termasuk barisan pembaca lirik -yang kadang gagal jatuh cinta sama sebuah lagu gegara lirik yang 'apeu' banget. Nah, syukur alhamdulillah, lagu ini bisa dibilang paket lengkap: musik mantap, lirik tepat. 

Selintasan pertama, ogut mikir kalau ini lagu cucok banget diputer di momen-momen Pilkada endebrey. Berat? Nggak juga. Dan itu hebatnya @MaliqMusic yang mampu bercerita dengan diksi pilihan, berisi yet ringan. Ringan yet berisi.

Senang betul rasanya mereka ngeluarin lagu ini. 
Jadi punya lagu uplifting tambahan lagi!

Definisi Bahagia - Vidi Aldiano

0 komentar

Lagi muter-muter di Youtube, stumble upon lagu barunya Vidi Aldiano ini. Dari intro, rasa Maliq & d'Essentials terdengar jelas. Langsung deh, kontak fans Maliq garis keras, +Putri Indah Macharani aka @pohanpow dan ternyata, emang nih lagu "dimasak" juga sama Maliq. Ha ha ha...

Terus katanya Pohan lagi, hampir semua lagu yang masuk ke Organic, sound-nya bakal kayak gitu. Gileee... kuat juga ya.

Tapi, Maliq & d'Essentials ini termasuk salah satu musisi yang kayak nggak butuh uang gitu. Mereka enak aja nyiptain karya, serah dah pasar love or ndak. Jadi hasilnya emang cakep banget. Cem Harry Roesli gitu lah :D




Eh, lalu...
Balik lagi ke single barunya Vidi Aldiano, sependengaran aku yang cuma tahu lagu enak sama nggak enak ini, lagu-lagunya doi emang ringan-ringan, tapi nggak cemen. Dan itu terpapar di "Definisi Bahagia" juga. Secara musik, ya nggak usah ditanya lah ya.. kan udah jelas itu, hasil olah otak geng Maliq & d'Essentials xD. Kali ini kita ngobrolin liriknya aja dan menurut aku yang hobi kata berima (makanya hobi pantun), liriknya kuat. Banget.

Betapa Vidi (atau entah siapa yang nulis lirik -belom riset) mampu menyatukan kalimat ringan tapi jadi berisi. Gimana "definisi bahagia" bisa dengan mudah diucapkan lidah, karena maknanya langsung tergambar begitu saja. Nice!

Menurut aku lagi, lagu ini paket lengkap untuk nemenin kamu memulai hari. Another uplifting song lah...

Oh, satu lagi kejutan manis yang sukses bikin lepas earphone di tengah lagu karena kirain ada geluduk -eh, ternyata adegan Vidi jatuh xD.

Brighter As One - Alexa. A Simple Review.

0 komentar





Alhamdulillah...
Nambah lagi lagu "menggugah yang bisa bikin semangat." Thanx to @AlexaTheBand atas single barunya, Brighter as One!

Intronya, diisi sama string section sederhana yang mampu membangun -perlahan tapi pasti. Verse pertamanya, macam dicolek pelan sama nyokap buat bangun pagi. Berkali-kali denger, bahong banget kalo nggak ikutan nyanyi -or at least goyangin pala atau nyengir sendiri sok-sok mau bangun terus buka jendela dan menantang matahari. I know i did xD.

Beberapa waktu lalu, aku sempet bilang ke mereka, Alexa cuma satu kurangnya: lirik yang terlalu apa adanya [secara aing kan fans lalu lama yang liriknya lebay], di lagu ini... well, well done sik kalau kata ogut. 

Yang paling juara, IMHO tetep isian drum-nya Fajar. Kurang paham juga sih sebutannya apa, cuma itu canggih banget buat bikin semua lagu Alexa jadi berisi. Literally berisi. Nice!

Long story short, Alexa never fails me lah!



Indonesia Maharddhika - The Review

0 komentar

Sudah lama nggak ngereview album. Maklum sibuk berat. Seberat badanku yang hampir sekuintal ini #Menuju1kuintal #


anyhoo…

Postingan kali ini aku nggak mau ngereview album sik. Terlalu berat. Apalagi karena albumnya emang berat… Indonesia Mahaddhika xD. Jadi mau coba menceritakan aja, beberapa lagu ngehek yang menurut aku outstanding banget.

Lagu pertama:

“Haruskah Aku Berlari”

Aslinya ini emang lagu Cockpit, cuma ganti vokaler, secara Kak Freddy -sang vokalis sebenarnya, sudah tiada. Kenapa aku bilang lagu ini ngehek, karena nggak ngegambarin isi album yang njlimet. Lagu ini adalah lagu paling pop -di album ini. Meski ringan dan mengalun beruansa ‘80an terasa banget, progresi nadanya terasa banget. Tuit-tuit naik turun setengah dua tengah. Berasa dengerin RushxGenesis. Menyenangkan. Dijamin, lo bakal langsung ikutan nyanyi bareng. 

Lagu kedua:

“Ragu/Sibancar Layo”

Nah, ini nih salah satu paling aku reken dari album ini. Kaya. Kaya dalam arti sebenarnya. Lo bisa denger perpaduan jazz, funk hingga world music di mari. Dibuka sama scatting yang mumpuni, ditingkahi funk jazz yang kental, seperti di lounge orang-orang priority yang tengah menikmati wine syedap. Masuk ke verse 1, nuansa pop agak terasa… dan masuk ke bagian reff… light jazz yang beneran ringan akan menemani. Verse 2 masih pengulangan verse awal. 

Begitu lepas reff, kita akan disuguhi musik yang kaya dan penuh progresi nada. Setelah itu… WOW! nuansa world music, masuk tanpa permisi. Mereka menyampling sebuah lagu daerah dari Batak Karo berjudul “Sibincar Layo” dan kembali ditutup dengan funk jazz ala Casiopea sebelum kembali menyampling bebunyian alat musik tiup khas Tanah Karo. Fiuhhhh….

Butterfly - BTS. Untuk Menemani Hari Penuh Pemikiran

1 komentar

I'm a big fan of chord minor serta chord half transpose alias yang suka pindah nada setengah-setengah. Rasanya unik dan menyenangkan. Bayangkan perasaan aku saat mendengarkan single BangTan Boys aka BTS, "Butterfly"

Yep, you heard it right... BTS as in boy band K-Pop yang sedang naik daun itu. Bukan tanpa alasan sih tiba-tiba ndengerin mereka. Jadi ceritanya, aku lagi banyak banget kerjaan dan butuh irama untuk menemani jemari mengetik. Berhubung enggan ikut bernyanyi, maka aku minta rekomendasi lagu dari Cik Mentari -biar aku nggak tahu lagunya dan nggak bisa ikut nyanyi. Lalu sama dia, dikasihlah lagu ini:



Like I said before, satu hal paling menarik dari single ini adalah, nadanya yang tiba-tiba turun setengah setelah part Reff. Mengejutkan tapi menyenangkan. This part really got me!

Untuk nada sih, standar ya... lagu cinta melankolis dengan sentuhan RnB dan smooth jazz yang menenangkan. Terus ditingkahi sama rap di tengah lagu. Tapi makin didenger, lagu ini beneran makin enak.

Makasih Mentari!

LYLA - Turis. Berbeda!

0 komentar


Ha ha... 
Kaget danger single barunya LYLA ini. Berawal dari postingan di milis wartawan musik tentang album baru mereka. Iseng baca-baca, kok kayaknya menarik karena konon katanya lintas genre, langsung lah aku klik video mereka.

Dibuka sama denting ukulele, single ini sukses bikin senyum sendiri -bukan cuma karena belakangan emang lagi suka ngulik ukulele, tapi karena kaget LYLA yang sebelumnya mellow romantis bisa [berani] untuk tampil sebeda ini. Nice one, gaes!

Rasanya kayak diajak plesiran di pinggir pantai, disengat panas matahari sambil minum es kelapa dingin. Bikin girang. Padahal maknanya dalem tuh... tentang orang yang sebel karena kekasihnya cuman main-main di hatinya bentar terus cabut lagi. Yah, macam #SepertiKometYangMelesat lah xD.

Aku sih belom denger keseluruhan albumnya, tapi menilik dari "Turis", nampaknya album mereka cukup menjanjikan. 

Keren.

Dan mungkin ini bisa jadi masukan buat band-band lain sejenis -yang mengatasnamakan cinta dengan denting nada pilu untuk meraih massa, bahwa kalau memang kalian percaya diri dan punya kualitas bermusik yang ok, pendengar musik bakal tetap kasih support kok.



Lirik Dia - Chrisye & Yockie Suryoprayogo

0 komentar

[karena agak sulit bernyanyi ketika lirik masih melanglang buana]


Betapa indahnya hari ini
Dia datang berbisik dan oh lirih
Duniaku duniamu
Bersungai madu dan susu


Betapa indahnya hari ini
Jika dia datang, datang lagi
Sambil berkata menggoda
Ku kan pergi selamanya ~

Ref:
Dia kini takkan datang
Dia kini sudah pulang
Dia kini tinggal kenangan
kenangan yang hitam semu terpendam
Dan kini lenyap,
Diam membisu dan menghilang

[music]

Betapa indahnya hari ini
Jika dia datang, datang lagi
Berkata mengundang canda
Kekasihku, mari pula~ng

Ref
Dia kini takkan datang
Dia kini sudah pulang
Dia kini tinggal kenangan
Kenangan yang hitam semu terpendam
Dan kini lenyap,
Diam membisu dan menghilang

Dia kini takkan datang
Dia kini sudah pulang
Dia kini tinggal kenangan
Kenangan yang hitam semu terpendam
Dan kini lenyap,
Diam membisu dan menghilang


Oh, What a Life. Sebuah review album miliknya American Author

0 komentar

Butuh album berisikan lagu yang bisa meningkatkan mood anda ke titik terbaik?
Coba dengarkan Oh What a Life miliknya American Author!

Jujur saja, tak butuh waktu lama untuk jatuh cinta pada mereka. Tak puas mendengar mereka satu putaran semata. Tiap lagunya bercerita tentang cita dan kehidupan dengan gaya yang menyenangkan.

Yes, menyenangkan.
Menyenangkan dalam artian bisa bikin senyum-senyum sendiri. Literally.

Musiknya rasa Amerika Serikat. Dingin, kering, tipis dan patriotik. Mungkin karena isian banjo yang bold. Seperti mengingatkan kita pada Granpa Joe di Hoodie Farm, di Utara Amerika. Mungkin. Saya belom pernah ke sana. Ha ha.

Pertama kali jatuh hati pada mereka saat sedang bertamu di 8tracks. Dengan kata kunci, roadtrip + best friend, saya menemukan salah satu tembang mereka yang juga diplot sebagai single pertama dari album ini, "Best Day of My Life". Seperti apa? rasanya judulnya sudah menggambarkan kok. Ringan. Menyenangkan. Penuh dengan positive attitude ala Agnezmo.

Anyway.
Dibuka dengan "Believer" yang upbeat dan penuh dengan personal statement, suara tipker-nya Zac sang vokalis yang nyaris selalu bernada tinggi, seolah menggelitik leher untuk ikut bernyanyi -hafal ataupun tidak.

Kalau harus memilih, "Love" saya tasbihkan menjadi track vaforit di debut album band ini. Rasanya perpaduan antara Bryan Greenberg dan Ben Barnes. Udah gitu aja.

Overall,
album ini adalah pilihan tepat jika anda ingin mendengarkan musik yang easy namun tidak easier *apeu

Pilihan tepat untuk diputar saat menghadapi deadline segunung. Dijamin, anda akan terpapar PMA lezat seperti pinggiran kering turkey di hari Thanksgiving.

Lirik Saat Harapan Tiba - Keenan Nasution

0 komentar

[karena selalu bingung, mau nyanyi nggak hafal lirik :D]

Pantai suram membentang
[dan] cahaya datang memperteduh
Kelam terasa menyentuh
Surya hidupku

Sepi aku menanti
Ombak yang akan berlabuh
Selang berayun,
Beriak menghibur hatiku

Terima kasih slama hidupku
Diriku hanya menanti
Kubiarkan semua mendera jiwaku

Kulihat bintang muncul bersinar
Namun mengapa kerlipnya menyiksa diriku?

Saat harapan tiba
Damai tanpa menyalahkan
Seakan akhir dan suka
Menyambut duka

Cerah cerah ...
Serasa jiwaku bangkit
Menantang gelora kehidupan ini

Kulihat bintang lalu tersenyum
Kerlipnya kini bermakna harapan kan datang

-music-

Saat harapan tiba
Damai tanpa menyalahkan
Seakan akhir dan suka
Menyambut duka

Cerah cerah ...
Serasa jiwaku bangkit
Menantang gelora kehidupan ini

Kulihat bintang lalu tersenyum
Kerlipnya kini bermakna harapan yang datang

A Night of Reunion with Boyzone: A Review dari fans agak berat. Badannya.

0 komentar

-->

Boyzone Concert - seperti tercetak di Trax Magazine edisi Juni 2015

MENDADAK HISTERIS
Walau sudah tidak muda, teriakan barisan fans garis keras grup vocal ini masih mampu menggetarkan dinding Istora!

A Night of Reunion
BOYZONE: BACK AGAIN NO MATTER WHAT
JUMAT, 22 MEI 2015
ISTORA SENAYAN, JAKARTA

SELEPAS Maghrib, di tengah kemacetan ibu kota yang makin hari makin ajaib, tiga perempuan muda yang ditengarai berkantor di bilangan Sudirman –terlihat dari setelan necis yang mereka kenakan, nampak berjalan cepat ke arah Istora. Celotehan ringan sambil menyebut beberapa nama terdengar jelas. Menilik dari nama yang mereka sebut, jelas lah kalau mereka sedang menuju lokasi konser Boyzone.

Di venue, antrian di depan gate sudah mulai memanjang. Rata-rata, seperti tiga perempuan tadi, berusia antara 25 – 40 tahun dan rata-rata sudah tidak sabar bertemu idola masa remajanya dalam konser yang dipromoteri oleh Full Color Entertainment dan Hype ini. Banyak di antara mereka, mengenakan bando yang bisa menyala dan kaos bertuliskan Boyzone.

Pukul 20.15, panggung gelap. Istora yang malam itu hampir penuh mulai menggila. Teriakan “Boyzone… Boyzone…” mengisi udara. Sempat basa-basi sedikit dengan MC dan menonton video dokumentasi saat Boyzone tiba di Jakarta, Ronan Keating, Keith Duffy, Mikey Graham dan Shane Lynch langsung menghentak dengan “Love is A Hurricane”.

Suasana makin panas ketika “Picture of You” dan “I Love You Anyway” dibawakan. Keith Duffy lalu menyapa penonton sebelum membombardir hati dengan “Baby Can I Hold You?”, “Words”, “You Needed Me” dan “When the Going Gets Tough.”

Di tengah konser, grup vokal yang terbentuk lebih dari 20 tahun lalu ini sempat berbicara soal Stephen Gately dan keinginannya untuk menyambangi Indonesia. “Everyday I Love You” lalu berkumandang, lengkap dengan suara Steo yang khas. Tak lama, “Gave it All Away”, yang merupakan lagu terakhir yang sempat direkam sebelum kepergian Steo, terdengar. Sukses membuat seisi Istora terisak –atau paling tidak menahan geremeng air mata. Istora kembali bergetar dengan teriakan “YES!” ketika Ro bertanya pada penonton, lewat lirik lagu, “if I asked would you say yes?”

Overall, konser nostalgik ini benar-benar mengeluarkan sisi remaja dari para penonton. Masalah lemburan, deadline mepet atau suami yang menunggu di luar pun terlupakan. Digantikan hysteria yang menggelegak demi melihat penampilan idolanya.

Boyzone sendiri berhasil membuktikan janjinya untuk tampil maksimal –tata gerak dan tata suaranya luar biasa. Membuktikan kalau Boyzone memang bukan sekadar bermodal tampang. Wajar jika malam itu, Istora bergemuruh karena teriakan histeris para penonton yang merasa terpuaskan. Mendengar suara emas Ronan dan Mikey, atau aksi menawan menjurus flirting dari Keith dan Shane, yang tiap gerakan dan lirikannya mampu membuat hati perempuan mencelos tanpa bisa ditahan!

Konser ini juga mampu menjawab cibiran orang yang meledek Boyzone ‘hanyalah’ Ronan dan Steve. Boyzone adalah sebuah grup vokal dan tiap individunya memberi kontribusi yang seimbang hingga menjadikan mereka irreplaceable.


Boyzone Web

Aksi Maksimal dari Mantan Boyband
Meski tidak semua hits dibawakan, konser berdurasi 90 menit ini mampu membawa penonton kembali ke masa remajanya.

Ditemui saat konferensi pers, sehari sebelumnya, Boyzone berjanji untuk tampil maksimal. Tidak ingkar janji, Ronan Keating, Keith Duffy, Mikey Graham dan Shane Lynch memang tampil luar biasa dan nyaris tanpa cela. Entah karena euphoria bertemu idola atau bukan, yang jelas penampilan boyband asal Irlandia ini seperti membuka peti berisikan rahasia masa remaja –saat sedang mulai jatuh cinta, yang menyenangkan.

Tak hanya membawakan hits macam “Picture of You”, “You Needed Me” dan “Words”, Boyzone juga memberikan teaser dari album terbaru mereka yang rilis tahun lalu. Walau terlihat lebih elegan, pria-pria ini tak sungkan untuk bergoyang seperti boyband pada umumnya.

Mereka juga sempat mengharubirukan Istora ketika berbicara soal Stephen Gately yang meninggal dunia, 2009 lalu. “Everyday I Love You” lalu berkumandang, lengkap dengan suara Steo yang khas.

Setelah, “Who We Are” yang diambil dari album terbarunya, kwartet ini silam. Teriakan standar meminta mereka tampil lagi, sukses menggetarkan Istora. Boyzone kembali ke panggung membawakan “A Different Beat” dan “Life is Roller Coaster” yang sebenarnya lagu solo Ronan Keating.

Secara keseluruhan, penampilan mereka dalam Boyzone: Back Again No Matter What Concert ini terbilang sukses. Dan seperti semua hal yang menyenangkan, terasa cepat berlalu karena semua menikmati suasana. Yakin lah, bukan hal mudah untuk bisa move on dari keriaan macam ini.

The Gray Chapter: A Review - oleh orang sok tau yang hanya tau, enak dan enak banget.

0 komentar


sudah cukup lama sendiri nggak review album. Bukan apa-apa, memang nggak ada yang bisa direview. 
*bohong

anyway,
baru sempet dengerin The Gray Chapter-nya Slipknot nih. Lambat ya. Ya udah sih, namanya juga orang sibuk. Disibuk-sibukkin.

http://assets.blabbermouth.net.s3.amazonaws.com/media/slipknotgraychapterbigger2_638.jpg
jadi... menilik namanya, album ini memang diproduksi setelah kepergian Paul Gray. Tepatnya di tahun 2013. Menurut Corey Taylor, isi album ini seperti perpaduan antara Iowa dengan Vol. 3 [Subliminal Verse], brutal yet melodiously artistic. 

and i couldn't more agree to that.

sebagai fans yang besar di bagian dada era Iowa [baca: baru kenal mereka di album ini], The Gray Chapter adalah sambungan sempurna dari Vol. 3. 

Nope, All Hope is Gone itu nggak masuk hitungan. Which Hope is Gone? exactly. Setelah agak kuciwa dengan album Justin Bieber, mendengarkan album ke-5 mereka ini sungguh sangat menyejukkan. 

Bayangkan, kebrutalan "Left Behind" atau "Heretic Anthem" yang memabukkan digabungkan dengan "Duality" atau bahkan "Vermillion" yang menyayat hati di dalam satu album. Rasanya seperti ribuan bantal dilesakkan ke dada, dipukul bertubi-tubi namun memberikan efek yang menyenangkan.


nggak. Lagu-lagunya nggak ceria kok. Somehow, lagu-lagunya justru makin kelam dan kelabu. Entah karena efek Paul Gray, atau saat mendengarkan album ini saya lagi ngantuk kebanyakan deadline. Entahlah. Yang jelas, album ini berisi walau tidak terlalu berisik.

salah satu lagu yang menurut i paling tebal adalah...

hmm...

this is hard...

but i have to say "Goodbye" is actually really describing the whole album. Not just musically, but also lyrically *apeu* 

ketika kesedihan dipadukan emosi yang menyesakkan. Itulah. Itulah "Goodbye"

mereka juga seolah berteriak pada dunia, "men.. you don't know shit about what we've been through. Just eat this!"
  
"A long time ago we discovered that nothing could stop us
This hasn't torn us apart, so nothing ever will
How can we know where we are if the sun is behind us?
But this moment will show us the rest of our lives
No one is going to save us this time
No one can know what we're feeling.
So don't even try "


seperti kata Shawn "Clown" Crahan saat ngobrolin soal All Hope is Gone di mana sebenarnya dirinya nggak setuju sama kalimat itu. Bahwa, seburuk apapun dunia, there's still a hope. Sampai ketika Paul Gray meninggal and he thought, that was the end. Hiks.

untuk single-nya, "The Negative One" imho, masih Slipknot banget. Heavy metal nan industrialistis dikemas dengan sampling yang makin lama makin ngaco. In a very positive way.

overall, album ini seperti mengembalikan langkah kaki saya yang kemarinan sempat membelok dari #SLIPKNOTLICIOUS gegara album terakhir mereka yang kurs bengs itu.

TERIMA KASIH SLIPKNOT!
and welcome back!

Sotja dan Konser-Konsernya: Mengajak Balita Nonton Konser

3 komentar

ngajak balita ke konser?
dianggap selfish alias egois?

"men, kalian kan gak tau ada kondisi apa di baliknya yang membuat kami sebagai orang tua mesti membawa si kecil ke area kongser. Jadi jangan ngejudge dulu yaaaak..."
~upilkelabu

btw, anyhoo...
mau berbagi cerita dikit nih soal konser mengonser dan bayi atau balita.

jadi gini ceritanya,
sejak dalam perut, Si Sotja nih udah sering banget 'ngonser'. Maklum, ibunya itu kan agak-agak hiperaktip yak, terutama kalau ada Seringai maen. Dikejar bro...

Nah, pas lahiran, kata Mang Apink rekan saya di Trax dahulu, harus puasa konser selama paling ndak dua tahun atau sampai Sot ndak nenen lagi [which, masih dong sampe sekarang xD.]. Kalau emak-emak lain mungkin cedih ndak bisa ke emol, aku mah cedih ndak bisa ngonser... terhitung tuh yaak.. ane ndak bisa nonton Kahitna, Linkin Park [oh Mike Shinoda xD.] hingga Bad Religion dan Hammersonic [PRETT!] lantaran Sotja memang masih terlalu kecil.

Namun akan tetapi, karena aku memang gatelan yak.. belum dua tahun akhirnya aku ngonser jugak. Beberapa di antaranya malahan bawa Si Sot xD.

ini kisah-kisahnya:
*pan left-pan right
**karena zoom in-zoom out itu mainstrem


1. Casiopea @Skeeno Hall, Gandaria City
30 Sept'12
Satu ketika, aku dapet tugas kantor untuk liputan Casiopea. Mengingat kualitas musikal si opa-opa Japanesse Jazzer ini, nampaknya mbawa Sot ke venue -sebagai perkenalan itu ya ndak apa-apa.
Sot baru berumur setahun beberapa hari. Di dalam venue, entah karena dingin dan memang musiknya sedep, si Sot malah mbobok xD. Sengaja kami milih lokasi di ujung belakang sih, biar ndak terlalu terpapar musik dan gampang melipir kalau Sot sudah ndak betah. Eh, Alhamdulillah... si Sot tenang endang bambang gulindang.


2. Soulfly @Senayan
21 Okt '12
OHMEN! ini krezy! secara ya, akika demen beneran sama Mas Max bin Cavalera, tentu ya ndak boleh banget dilewatkan dwong! namun eh akan tetapi, meski wacana pernitipan sudah digelar sejak musim lalu, ndak ada yang bisa dititipi malam itu x(. Mengingat usia Max yang sudah tidak muda lagi, aku mikir ini bisa jadi satu-satunya kesempetan untuk bisa nonton mereka live! ah yasudahlah, diboyong saja itu anak kecil.

Berbekal stroller, perut kenyang dan asip di botol serta nursing apron [tetep masih nenen] aku bawa Si Sot ke venue. Waktu itu salah satu hal yang jadi pemikiran adalah karena venue outdoor jadi sound juga ndak akan terlalu keras memapar Si Sot [eh, memapar tuh ada kan ya?]

anyhoo...
sedikit deg-degan sih, secara pas nyampe isinya orang item semua *bukan rasis dan bukan ngomongin OmTepi xD.
rada males juga sih kalo ada yang nyinyir, bilang sok metal lah sok cakep lah sok atuh dile'eut lah.. tapi bodo amat deh. yang penting bisa nonton Oom Max! btw, malam itu, Sot aku dandanin serupa tapi tak sama lho sama Oom Max: jersey bola ples celana army xD.

Nah, sampe lokasi, Suckerhead lagi main. Keras dong yaa... pas aku nengok Sotja, lha dia malah lagi joget2 kegirangan, kepalanya goyang-goyang sambil ketawa di stroller. Kirain bakal nangis denger suara keras xD. alhasil, Si Sot jadi tontonan lah, bocah seupil baru umur 13 bulan, headbanging sama Oom Sadrach xD.

Yang ajaib... kelar band-band pembuka -jeda sebelum main event, Si Sot ini lelarian ke sana kemari. Dicubit-cubit, dijawil-jawil, dibilang lucu, digoreng -eh...  yah, pokoknya ndak bisa diem deh.. nah, pas Soulfly mulai, baru juga jreng.. dia minta nenen lalu bobok sepanjang konser!!!!!

ngerti banget emaknya pengen nonton! hahaha...


3. Lenka @Skeeno Hall, GanCit
4 Mei '13
Yang ketiga kali bawa Sot ke konser waktu itu konsernya Lenka. Mengingat lagunya yang colorful, kami ajak lah doi serta. Makan dulu, lelarian dulu di dalam venue dan nonton kegirangan waktu Lenka muncul dan membawakan hits-hitsnya.

Kelar nonton Lenka, doi jadi ngefans. Sampe sekarang!

4. JRL @Pantai Festival, Ancol
22 Juni '13
Men.. ini juga salah satu event yang ndak boleh dilewatkeun dalam hidup Kelabu. Sejak perhelatan pertama, akik udah nonton dengan serunya. Masih jomblo, pacaran sama bapaknya Sot, hingga hamil pun masih aja nongkring di Ancol 3 harian! haha... kali ini, tentu tak boleh dilewatkeun yaak..

Sengaja Sot kami ajak karena memang meski acara musiknya lumayan keras, tapi venuenya outdoor, jadi paparan musik ndak terlalu kenceng. Ya udah deh tuuh.. Sot mah girang-girang aja diajak jalan.. lupa bawa stroller, untung doi hobinya lari jadi ndak perlu digendong. Pas nonton Sore di hall, doi tidur xD.

5. Wayang Orang Rock @Tennis Indoor
15 Maret '14
Ini memang bukan konser pada umumnya. Ini gelaran teatrikal dengan musik rock dipadu sama gamelan. Mantep deh pokoknya. Dari awal rencana perhelatan ini digulirkan, aku udah pengen banget nonton. Tadinya mau nitipin Sot, tapi kasihan ah. Jadi dibawa sajah. Umurnya sekarang udah 2 tahun setengah, udah ndak terlalu nenen dan udah bisa bawa tas sendiri. Sampe venue, doi lelarian girang banget. Masuk ke dalam, foto-foto di booth, ketawa-ketawa, pokoknya seneng abis.

Pas di dalam, kebetulan dapat kursi VIP, pas depan band panggung. Awalnya deg-degan sih, takut dia ndak betah dan terlalu keberisikan. Eh ternyata, doi anteng sodaraaa.. anteng banget. Nonton, ikut tepuk tangan, seneng liat lighting dan screen, tangannya sok metal karena LCD ada gambar tangan. Seru banget ngeliatin dia. Aku juga jadi bisa nonton maksimal, karena Sot sama sekali ndak rewel! Padahal yekan, pengisi acaranya itu Seringai, The Brandals, Netral, /RIF hingga ROXX yang musiknya ndak bisa pelan. Pun dengan musik2 yang sudah pasti rok en rol garis keras dan sound yang gegilaan!

Pas udah mau kelar, doi baru minta nenen dan bobok pulas sampai keluar venue :)

Besokannya, doi masih ter-WayangOrangRock dan hafal sama tokoh-tokohnya, termasuk Ekalaya dan Arjuna serta teriakan "Oh Yeah"-nya Resi Durna!

Sedikit tips, ini beberapa hal yang aku lakukan biar Sot anteng menikmati musik:

Yang disiapkan:
- stroller
- perut kenyang
- nursing apron [masih nenen]
- mainan [tentative, Sot sih ndak butuh karena dia beneran nonton pertunjukannya :)]
- earplug [Sot ndak punya :( kalo kekencengan, ditutup pake tangan]


Kalau memang si kecil sudah mulai rewel, ya ikuti saja maunya. Jangan dipaksa :)

Next: Hammersonic!!

 di Java Rockin' Land, nungguin Suicidal Tendencies. Makan duluk!

  Lenka! Lenka! jadi salah satu musisi favorit Sotja

  Anteng nonton Lenka.

Jangan lupa jaket kalau venue outdoor dan sampe malem xD.

 foto kecenya Mbak Sotja, sebelum SORE naik panggung

Sotja pake Rock nonton Wayang Orang Rock!






Masih Tentang Metal

0 komentar

Oh iya,

dan saya bukan anak metal.

Terimakasih :)

The Ancient of Covenant

0 komentar




Setiap lagu itu punya kekuatan masing-masing untuk mengajak mereka yang mendengarkan menguak kenangan atau malah menciptakan imaji yang berbeda-beda. Pun dengan lagu yang ini, “Ancient Covenant” miliknya The Faceless.

The Ancient Covenant by The Faceless on Grooveshark

Bukan keseluruhan lagunya sih, hanya bagian outro. Saat suara robotic intergalactic memenuhi ruang dengar di tengah lajunya kehidupan rimba ibukota.

Sepertinya, lagu yang diambil dari album kedua mereka, Planetary Duality ini bercerita soal gimana kaum dulu ternyata memang sudah tahu bahwa ras alien akan suatu saat menggilas ras manusia di bumi. Keterbukaan mereka menjadikan kaum dulu [mungkin Mayan atau Aztec –mungkin] immortal dan mendapat tempat terbaik di bumi kelak.

-atau mereka memang alien?
*jadi inget Ancient Alien

Ini liriknya,
Part dimana
Aku suka pengen nangis tiba-tiba..

Ancients join the ranks of gods for their curses of destined generations


Sekilas info, Planetary Duality ini memang based on bukunya David Icke, The Children of Matrix yang menceritakan soal bagaimana ras alien ternyata sudah menguasai dan mengontrol dunia sejak dulu.   

ke lagu ke labu