Untukmu Indonesiaku

0 komentar


Kamu tahu kamu cinta negeri ini, saat kamu merinding mendengarkan lagu ini.


Aku Suka Musik. Juga Suka Makan.

0 komentar

Lagi jalan-jalan musikal di Youtube. Melihat musik lintas zaman-genre.

Merasa sangat beruntung karena kedua orang tuanya punya selera musik ok.

Ingat dulu, setiap pagi setiap hari selalu diputarkan lagu-lagu di zaman mereka yang keren-keren, di tape deck dengan volume keras. Mulai dari lagu-lagu Chrisye, Harry Roesli hingga Lee Ritenour dan The MO. Beruntung, karena ketika bekerja di majalah musik, aku nggak buta-buta amat.

Bokap dan nyokap, dua-duanya penggemar jazz. Tapi nyokap agak lebih rock, salah dua favoritnya adalah Pink Floyd dan Led Zeppelin. Sedang bokap, bisa kayak orang gila kalau dengerin Chic Corea. Namanya anak gaul di masanya, koleksi kaset bejibun dan masih aku simpan sampai sekarang. 

Gedean dikit, aku mulai kenal sama ska, punk dan metal. Yang terakhir ini jadi favorit banget. Kalau ditanya musik favorit, mungkin jawabnya eklektik. Tapi nggak bisa dipungkiri, metal itu kekasih hati. Segala jenis turunannya, termasuk thrash, death hingga technical adalah kawan sehari-hari. Tapi aku bukan anak metal, aku anak sholeh.

Oh sama satu lagi: progresif. Ya metal ya rock ya jazz. You name it lah, semua kenjlimetan itu adalah favorit sekali. Bisa ketawa-ketawa sendiri dengerinnya. Makanya, tiada hari tanpa dengerin karyanya Harry Roesli, karena semua ada di situ. Bahkan funk dan bossas. Oh dan Guruh Soekarno Putra [Guruh Gipsy] yang psycadelic dan luar biasa menarik. Gabungan western rock dengan nada pentatonis [kebanyakan Bali]. 

Nah, sebagai ibu yang -pengennya baik, aku memperkenalkan Guruh Gipsy dan Harry Roesli ke Sotja sejak dini. Biar nanti tumbuh jadi anak yang cinta Indonesia dan kece luar dalam.

Postingan ini meracau.
Lagi dengerin album Resesi-nya Chrisye [1983], salah satu album yang terbiasa didengar waktu kecil. 

ke lagu ke labu