Bukan Motor Mainstream

0 komentar

*sambungan posting barusan

jadi ceritanya, seperti biasa, selalu murka kalau ada motor naiknaik kuda

eh, 
maksudnya,

selalu murka kalau ada motor naik trotoar
ingin rasanya si pengendara aku tampar
atau paling tidak asal-asalan dicakar..

akhirnya,
tadi kejadian
bukan nyakar atau nampar sih, 
tapi nonjok keras pundaknya.. sampai doi melipir hampir jatuh..

mampus

habis itu,
pengendara lain enggan mengikuti jejaknya
dan menurut ketika kusuruh turun ke jalan utama

mampus

Get Off The Side Walk, Biyod!

1 komentar

gak nyangka,

nonjok orang itu rasanya enak banget!

jangan kira ia tak peduli

0 komentar

bila kepala tidak sepanas ini, 

mungkin ia tak terlalu peduli
tapi semua sedang menyerang
lengkap dari kanan kiri

maka habislah ia

dan kotorankotoran di sekitarnya
terlunta 
menerjang membabi buta

ia gundah
gusar dan penuh amarah

kalian bangsat. lalu aku apa?

0 komentar

tau bangsat?

binatang kecil berbau yang kalo ditepok bau pantat?

begitulah kami melihat kalian saat itu

kebusukan merana
mengundang nestapa

bajingan

muak kami melihat tingkah lakumu

tak bisa diredakan amarah ini
ingin kami mencabik dan menguliti
menjadikan hidangan untuk anjing-anjing belang yang tak bertuan dan sudah dikebiri

tau bangsat?

itu kalian.
bangsat.

merobohkan hati

0 komentar

ketika yang biru jadi kelabu
saat nestapa menggantung membisu
harusnya kalian tahu,
itu waktunya tidur tanpa pintu.

selisih jalan

0 komentar

jadi gini sih...

rezeki dia bukan dari aku,
dan pahala aku bukan dari dia.

kalau memang jodoh, dan Allah ngasih kesempatan buat kami... ya pasti ketemu kok nanti.

bayi tadi... ah sudahlah...

0 komentar

seperti juga lagu soundtrack Tokyo Love Story,
postingan kali ini juga entah harus dimulai dari mana
gatau kanan atau kiri,
atau mungkin langsung di tengahnya saja...

ini soal bayi tadi
di postingan sebelum ini..

entah kenapa,

iya...

entah kenapa

entahlah..

sudah ya..

Kisah Bayi Kecil Di Negara Kaya Ini

0 komentar

baru saja mendapat pengalaman yang kurang mengenakan dan bikin meriang panas dalam..

kalau saja malam itu aku ndak nonton bioskop dulu,
mungkin aku gak bakalan bertemu

jadi ceritanya,
balik dari bioskop kelar scrining filem absurd,
aku jalan liwat jembatan sarinah yang bawahnya banyak mobil ngebut
seperti biasa,
banyak tuna wisma
awalnya aku ndak mau tengok kanan kiri
biar begini, aku sensitif sekali
merasa gak bisa bantu apa-apa
jadi ndak mau tau mereka
*kalau salah-benarkan saya*

tapi tanpa sengaja aku melongok
Masyaallah, bayi masih merah... sebut saja orok
ngejogrog
jam sembilan malam
dengan debu dan asap beterbangan
di tengah riuh rendah kota metropolutan...

akhirnya aku berbalik
nanya-nanya soal si bayi merah -yang ternyata cantik
si ibu, yang tuna wisma
bilang kalau si bayi merah baru berumur 13 hari saja
lahir di RS Budi Kemuliaan, Jakarta
habis 700 ribu lebih dari empat juta...

ditanya rumahnya,
dia bilang ia tak punya
semalam-malam, ia menumpang di depan gerai mekdi
tidur -mencoba nyaman sampai pagi
itu pun berkat kebaikan hati
seorang pegawai mekdi
yang minta izin sana sini, biar si ibu bisa tidur dengan si bayi

aku sedih sekali
nekat, hampir aku bawa itu bayi
biarlah jadi adiknya mbak sotja,
yang memang lagi mencari kawan main sehari-hari...

tapi masih aku tahan,
pelan-pelan
mau omong-omongan dulu sama keluarga dan suamiku si bolang...

belum ada keputusan pasti,
kalau memang boleh, aku ambil saja itu bayi
Insyaallah, pasti ada rezeki
kalau yang pasti
pagi tadi aku sudah bawa tas putih
berisikan baju bayi untuknya...
tapi sayang, dia tak ada..
mau coba lagi malam nanti,
kalau ada langsung diberi..
kalau tak ada besok dibawa lagi...

kalau sudah begini
aku hanya bisa membenci
negara, pemerintah, pejabat kota,
yang tak bisa menjaga warganya sendiri
sementara yang ngantri konser luar negeri
harga sejuta lima juta banyak sekali
tapi bayi tak berumah tak kalah berjeti-jeti..

kira-kira, apa yang bisa aku perbuat?
Mohon masukkan, mudah-mudahan bisa dijawab...

untuk bayi mereka

0 komentar

entahlah mana yang nyata,
ketika yang satu menyebut, semua akan dipuja untuk menjadi raja
apa yang aku baca ini berkata sebaliknya...
bayi perempuan akan dibinasakan, dihilangkan karena mereka tak ada harganya

apa ini sekedar tulisan untuk meraih kontroversi
hanya gaya lain lagi dari konspirasi,
aku tidak mengerti

yang aku tahu,
manusia dilahirkan bukan tanpa alasan
tak mestinya mereka dibuang tanpa banyak omongan

sambal mitha ada dua

0 komentar


Hmmm...

“Aduh...” teriak Mitha gara-gara sebuah keplakan keras di pundaknya. Matanya yang besar melotot ngelihat si pelaku yang sekarang cengengesan...
“Hi hi... kaget ya lo??” tanya si pelaku
“Kaget? Sakit tauuuu....”
“Hi hi.. maaf deh. Abis kaget ngelihat lo di sini. Makan kok nggak ngajak-ngajak,” kata si pelaku yang ternyata bernama Bani, sambil ngerebut sendok di tangan Mitha terus langsung nyobain kuah bakso. “Aduh... buset... pedes banget. Pasti sambelnya banyak banget deh!”

Mitha sama Bani tuh sobatan dari SMP hingga SMA sekarang. Kalau ada Mitha pasti ada Bani, gitu juga sebaliknya. Dua-duanya kompak dan punya banyak kesamaan, makanya cocok main bareng. Cuma ada satu hal yang bikin Bani bete dari Mitha, yaitu rasa suka sobatnya itu terhadap cabail. Yups, bisa dibilang, Mitha itu cabaiholic, alias doyan banget sama makanan yang mengandung sayuran yang rasanya pedes itu.
Saking cinta dan setianya sama cabai, Mitha nggak bakalan mau makan apapun tanpa cabai. Apalagi cabai dalam bentuk hancur alias sambal. Bahkan Mitha makan pisang goreng plus ketan dengan sambal terasi, eh... tapi itu mungkin karena Mitha orang Medan ya? He he... Kalau makan bakso atau soto ayam nih, bisa dipastikan tempat sambal di meja bakalan kosong, karena Mitha nggak kira-kira kalau memakai sambal.
Bani bukannya cuek sama hal ini, berulang kali Bani katakan untuk agak sedikit mengurangi polusi.. eh, bukan yang itu... maksudnya berulang kali Bani bilang ke Mitha untuk nggak makan sambal banyak-banyak, karena bikin perut sakit. Tapi Mitha nggak pernah nurut.

“Hey Bani.... makan yuuuk...” suara cempreng Mitha terdengar dari radius 5 km...
“Yuukk... di bakso Pak De ya,” jawab Bani nggak kalah kenceng. Maklum mereka kan masih ada di kelas masing-masing yang bersebelahan! Buset, suaranya....
“Hmm... wangi... “ kata Mitha mencium-cium aroma kuah bakso yang sekarang ada di depan matanya. Tangannya bergerak mengambil tempat sambal, tapi.... “Lah, Ban... kok diambil??”
“Lo nggak boleh makan sambal banyak-banyak. Sini gue aja yang ngambilin!”
“Ah, nggak mau! Pasti dikit... gue kan nggak suka kalau baksonya nggak pedes!” Mitha tetap keukeuh. “Balikin nggak!”
“Nggak!! Kata nyokap lo, lo harus ngurangin sambel kalau nggak mau sakit perut lagi...” Bani juga nggak mau kalah, sambil tetap megangin tempat sambal
“Ah, apaan sih lo?? Perut gue sakit waktu itu kan gara-gara mau dapet, bukan karena sambal!”
“Eh, emang iya ya??” Bani agak rancu. “Tapi, pokoknya lo nggak boleh makan sambal banyak-banyak!”
“Nggak usah rese lo Ban!” Mitha mulai kesel. “Kalo gitu gue nggak jadi makan!” Katanya sambil bangun dari duduk terus langsung mengambil langkah seribu. Dengan tangan dibekapkan ke mulut. Loh, jadi kayak film India. Untung nggak ada tiang, kalau nggak kan gawat he he...
Bani yang ditinggal sempat freeze bentar, tapi abis itu ikutan cabut. Pakai lari juga, slow motion pula, biar dramatis.
“Lah... ini kan belum dibayar?” suara Pak De pun terdengar

Sejak kejadian itu Mitha dan Bani jadi musuhan. Sebenarnya sih berkali-kali Bani minta maaf, tapi Mitha tetap sakit hati dan nggak mau terima. Alhasil sudah semingguan ini mereka nggak deket.
“Bete banget deh... “ kata Mitha dalam hati. Tangannya sibuk mindahin sambal dari tempatnya ke mangkuk soto ayam di meja makan rumahnya. “Huh... bete...” lanjutnya sambil mulai makan. “Mbak, minta jeruk nipis doong...”
Lagi asik-asiknya makan, tiba-tiba...
Ciuuut....
Perut Mitha melilit dahsyat!! Rasanya kayak dicubit-cubit. “Argh... “ katanya pelan dan dramatis. Semua gelap

Mata Mitha terbuka dikit. Sinar lampu yang silau bikin dia kedip-kedip. Perutnya masih agak sakit, tapi nggak separah tadi.
“Mith... lo dah mendingan?” suara Bani terdengar pelan di sampingnya
“Ban... perut gue sakit banget...”
“Iya, kata dokter lo kena usus buntu gara-gara biji cabai..” kata Bani lagi. “Kan udah gue bilang, jangan makan sambal banyak-banyak. Gini nih jadinya”
“Iya, sorry ya gue marah sama lo. Padahal maksud lo baik...” Mitha mulai tersenyum. “Eh, tapi yang nggak boleh tuh kan biji cabai ya... kalau gue makan sambel terus bijinya diilangin, berarti aman dong... he he.”
“Mithaaaaa....”

Relic -Sebuah Cerita Mini

0 komentar

-->

cerita ini dibuat di tahun 2008-ish, jadi belum ada BBM, masih SMS-an, he he..


Relic oh Relic….

"Woy... kecilin dong!!!" Alun adekku yang masih duduk di bangku SMP berteriak kenceng di balik pintu kamar yang sengaja kututup. "Lagu nggak jelas gitu, kok didengerin!!"
Aku cuma menghela nafas. Belum sempat aku beranjak ke arah tape, pintu kamarku terbuka.
"Ih... sebenarnya ini lagu apa sih?? dia tuh ngomong apaan??” Alun tau-tau nongol. "Musik nggak ada indah-indahnya gini.... "
"Heh... ini lagu bagus tauu... lo harus denger dulu biar ngerti"
"Idih.... ngapain dengerin orang tereak-tereak kayak orang kebakaran jenggot, marah-marah ke aku?" gerutunya bingung.

Keringat mengalir di punggungku. Rambutku udah basah dan tenggorokanku sakit kebanyakan teriak-teriak. Ikut nyanyi sama Relic, vokalis Downfall, band favoritku sepanjang masa. Aku beranjak keluar dari kerumunan orang-orang berbaju hitam dan berjalan ke pinggir, sambil bersandar ke pagar pembatas aku mengambil kamera yang kutaruh di tasku. Kunyalakan kamera digital kecil yang tadi kupakai untuk mengabadikan gambar band favoritku. Terlihat di LCD, sekumpulan orang bertopeng dengan instrumen masing-masing. Aku tersenyum senang melihatnya.
"Hey ndil.... " kudengar suara memanggilku.
"Eh ren, sama siapa?” ternyata Resnu, temanku.
"Sama anak-anak... lo sama siapa??"
"Sendiri..."
"Hah? sendiri?? selon sekali dirimu... berani banget seh?"
"Hehe... " aku cuma tertawa. "Buat downfall apa juga kuberi... "
"Dasar... yuk ke depan... cari minum, Downfall kan udah maen. Lo nunggu apa lagi?"
"Enggak kok. Gue cuma mau liat downfall. Gue juga udah dapet foto-foto mereka..."
"Wis.. mantap. Ya udah, yuk ke depan. Panas nih"


Titik-titik air berjatuhan di kepalaku. Hujan? perasaan tadi siang panas banget... kok bisa ujan gini. Payah deh, nggak bawa payung. Terpaksa neduh dulu di halte depan kampus tempat aku ngambil les bahasa inggris. Wah, udah sepi.. emang jam berapa sih? Kulihat jam yang melingkari tanganku. Jarumnya mengarah ke angka delapan, yang berarti aku ngabisin waktu satu setengah jam di perpustakaan tempat kursus, pantesan udah sepi. Pasti anak-anak udah pada balik deh.
Tes...tes...tes...
Hujan turun makin gede, aku berlari ke arah halte yang cuma diisi dua orang. Pak Toha dan seorang cowok yang nggak aku kenal
"Neng Indi kok baru pulang” Pak Toha penjual gorengan yang sering aku beli setiap kali aku les menegurku.
"Iya pak, tadi abis baca-baca di perpus eh keenakan sampe lupa waktu hehe..."
"Masih ada kendaraan buat pulang?"
"Masih kok pak, tapi aku mau neduh dulu, males ujan-ujanan"
"Iyalah neng, ntar sakit lagi" ujarnya sambil membereskan barang dagangannya
"Wah, udah abis jualannya ya?? Yaaa... nggak makan singkong dong.... laper nih”
"Yah, neng nggak bilang sih, coba tadi nitip, pasti saya sisain buat neng"
"Gak apa-apa kok pak.Makasih. Bapak udah mau pulang?"
"Iya neng, neng nggak apa-apa kan sendirian? Ati-ati ya neng... saya jalan dulu"
Aku mengangguk. Setelah ia beranjak pergi aku duduk dibangku halte yang untungnya kering. Hujan makin deres, phiuff... untung jaket tercintaku gak pernah aku lupa, lumayan bikin anget....
Ku keluarkan MP3 player dari tasku, paling asik kalau hujan dengerin suara merdunya Relic nih. Tiba-tiba bahuku dicolek...waaah, ganteng juga nih cowok Kayaknya sih mahasiswa, kelihatan dari gayanya hi hi...aku melepas sebelah earphoneku,
"Kenapa mas?” tanyaku dengan suara berwibawa. Tips nih, kalau lagi sendirian dan dicolek orang nggak dikenal, jangan kelihatan kalau lo panik dan takut, sok saja jadi jagoan hehe...
"ini punya lo ya?" ia mengangkat sehelai saputangan hitam yang memang kepunyaanku. "Tadi jatuh dari tas"
"Oh, makasih... " aku mengambil saputangan darinya dan langsung menyimpannya di dalam tas
"Lagi dengerin apa sih, kok kayaknya seru banget?"
"Downfall... " ujarku menyebut nama band favoritku itu. Pasti dia nggak tau deh, siapa mereka. Mereka memang bukan band yang sering nongol di tv. Cuma orang-orang tertentu aja yang tahu siapa mereka, orang-orang keren termasuk aku he he...
"Downfall?? album yang mana? yang baru ya? The Truth Under Lies??” tanyanya sambil tersenyum.
"Haaaa... lo tau ya?? hebat hehe...."ujarku senang. "Kirain nggak tahu... "
"Ya tahulah... ng.. gue kan..ng... kenal sama mereka.."
"Hah!! serius loo??? kenal beneran gitu??” saking kagetnya, aku sampai berdiri. “Eh, maaf... excited he he..."
"Memang lo seneng banget ya ma mereka??"
"Uh, bukan suka lagi... kayaknya kalau sehari nggak denger mereka.. berasa ada yang kurang gitu dari hidup ini he he..."
"Ah, bisa aja... oh ya, gue Rino...", ia mengulurkan tangan
"Indi.... lo kenal sama personil Downfall?? berarti kenal Relic dong??” tanyaku menyebut nama vokalis dengan dandanan dan topeng hitam yang menyerupai monster itu.
"Ng... kenal...kenal.. kenapa??"
"Uuuh... gue suka banget sama suara dia... beneran... aku pengen banget bisa nge-growl kayak dia"
"Eh kok lo bisa suka sama dia? kan tampangnya nggak keliatan..."
"Yee.. kan udah gue bilang, gue suka sama suaranya yang seksi hehe... mintain tanda tangannya doong..." si cakep ini lucu juga.. senyumnya manis lagi...
"Ng… kalau misalnya dia jelek gimana?"
"Kan yang penting suaranya... lagian emang ketemu terus mau gue pacarin gitu?? dia bukannya udah punya istri??"
"ih.. belom...belom..belom..." ujarnya cepat. "Eh, maksudnya, belom. Dia belom nikah kok"
"Oh gitu.... kenalin doooong hehe...."
"Ng… boleh boleh... minta nomer lo deh…"
Aku menyebutkan sederet nomer untuknya, dari jauh kulihat bis yang bisa membawaku ke rumah sudah dateng. "Misscall aja ya... gue balik dulu. Jangan lupa lhooo... kenalin sama Relic” aku langsung naik ke bis setelah mengucapkan selamat tinggal padanya, sebenarnya aku berat untuk beranjak dari sisinya, secara gitu, dia kenal sama Relic... cakep pula...tapi apa daya.... omelan bunda lebih memberatkan hatiku he he....


Suara Corey Taylor memenuhi ruang dengarku, aku bangun dari depan meja belajar dan mengambil handphone yang kuletakkan di meja samping tempat tidur. Sebaris nomer asing mengirim pesan padaku.

Indi,ini rino yang td kenalan di halte.Inget gk?mgg dpn downfall maen d nirwana.lo dtg aj,tar gw knalin ma mrk.Mau gk?

Waaaaa.... Rino, si ganteng tadi hihi... dengan segera aku membalas pesan darinya...

pastinya dong gue dateng.. gak mungkin enggaklah.bneran neh mo ngenalin?wah..baik banget dirimu.klo gt,kt janjian aja,ktm d pintu dpn gmn?pst gw dtg deh!!thx yaw!

Selesai menulis pesan aku beranjak menuju meja belajarku. Duh lagi seneng banget nih. Nggak mungkin bisa belajar kalo terlalu excited gini... he he... aku nyalain tape dan langsung terdengar suara merdunya Relic and the gang. Corey Taylor kembali bernyanyi.. pesan baru..

sip,ntar kt janjian lg aja.Pst gw knalin lah.Tp dgn syarat,bsk lo hrs mau gw ajk jalan.Sbentar kok,cm nyari buku bwt referensi tugas gw.Ya mau ya..lo kyknya asik.Jarang lho ad cw yg sk ma downfall…

Widiiih… diajak jalan ma cowok cakep. Apa yang terjadi padaku saat ini?? udah tadi tes bahasa inggis dapet nilai tinggi, kenalan sama cowok keren yang ternyata kenal sama Relic, sekarang diajak jalan ma dia. Wah senangnya hatiku… walaupun dia nggak berencana untuk ngenalin aku ke Relic, aku juga nggak bakal nolak ajakan dia… lumayan punya temen yang tongkrongannya keren hehe..nggak pake lama, langsung kubalas sms darinya..

idiiih… ngejual temen neh critanya?? Hehe.. sip sip.. bsok jam brp?lo jemputlah di skul.Gw skul di sma 5.Kbr2in aj.Ok bos.Iye,gw asik,makanya jgn mpe dilewatkan hehe….


Aku mengaduk-aduk jus tomat yang tadi kupesan. Sambil nunggu pesanan makanan dateng aku ngambil buku yang tadi aku beli di toko. Sebenarnya sih, dibeliin ma Rino, dia maksa mau bayarin, padahal aku udah nyimpen duit buat beli nih buku. Eh malah dibayarin, lumayanlah, duitnya bisa buat nonton downfall besok minggu. Bukannya aku nggak bales pemberian dia, tadi aku sengaja ngasih dia cincin yang bisa nyala dalam gelap, keren kan? Nggak sebanding sih sama harga buku, tapi aku ikhlas kok hehe…
“Makanannya belom dateng Ndi?” Tanya Rino yang baru balik dari toilet. “Lama yaaa… laper nih saya..”
“No, makasih ya bukunya.. lo baik banget seh…“
“Apaan sih, santai aja lagi… kebetulan gue lagi punya duit lebih, besok-besok kan belom tentu gw bisa beliin lo buku . makasih juga ya cincinya. Lucu lho.. tadi gue coba di kamar mandi, eh dia nyala“
“Hihi… sama-sama deh. Eh hari minggu, jadi kan ngenalin gw sama Relic?“
“Iya jadi.. lo beneran suka ya ma dia??“
“Suka banget.. ah, kalo aja dia mau sama gw hehe…“
“Dia mau kok sama lo…. Percaya sama gw hehe…“
“Sok tau… tapi asik kali ya… punya cowok anak band… band gede lagi… ah tapi nggak ah” aku melirik Rino yang lagi konsen banget sama jus semangkanya. Mending sama lo hehe… kataku dalam hati.
“Eh Ndi, gue mau ngomong…“ ujarnya pelan. Matanya yang dinaungi alis tebal tepat memandang ke arahku. “Lo percaya nggak sama love at first sight??”


Aku terdiam di atas kasurku. Mataku menatap ke eternit kamar, satu-satunya tempat yang nggak dipenuhi sama poster-poster bergambar Downfall. Mikirin perkataan Rino tadi sore, setengah nggak percaya kalau dia nembak aku… gila… baru juga kenal, tapi tadi dia bilang kalo dia sudah sering ngelihat aku setiap aku les di kampusnya, dan setelah ngobrol-ngobrol dia makin yakin kalau dia memang suka sama aku. Apalagi dia juga amaze karena aku ngefans sama downfall, agak gak nyambung sebenarnya tapi ya sudahlah, mungkin downfall itu teman-teman dia, jadi dia turut bangga kalo ada orang yang suka ma band itu.
Huuuh.. bener-bener hari yang indah… aku juga masih gak percaya kalo aku mengiyakan ajakan dia untuk pacaran hehe… iseng sih, kan lumayan.. punya cowok ganteng yang satu selera musik….. siapa tau bisa lama hehe… tapi itu berarti aku gak bisa ngegebet Relic lagi doong… ntar kalo dikenalin ternyata Relic ganteng gimanaaa?? Duuuh…. Trus kalo Relic ternyata suka juga sama aku gimanaaa?? Duuuh… kok jadi ngelantur gini…


“Ndi… lo tunggu sini dulu ya…” Rino menggenggam tanganku dan beranjak pergi dari tempat aku berdiri.
“Lo mau kemana? Abis ini downfall lhooo…” teriakku, tapi kayaknya dia nggak denger. Huh.. sendiri lagi dong.. sama saja nggak punya pacar kalau gini sih…
MC kembali nongol di atas panggung, setelah ngomong-ngomong nggak jelas dia memanggil Downfall. Dengan segera aku melupakan Rino… nggak ada yang bisa ngalahin Downfall, terutama Relic hehe… senyumku mengembang makin lebar kalau inget habis ini aku bakal dikenalin ke mereka. Aku berjalan menuju depan, nggak peduli sama cowok-cowok berbaju hitam yang sudah duluan berdiri di depan.. sambil ngucap permisi kesana sini aku bisa juga berdiri dekat panggung, mulai deh aku motretin mereka. Gilaaa… Downfall… gitu lhoo….
Nah ini dia yang paling aku tunggu… Relic sang vokalis berjalan ke tengah panggung. Tepat di hadapanku. Tanganku nggak berenti mencetin shutter kamera, mengarah ke Relic.
“Indi… “ suara berat Relic terdengar. Hah… kok dia manggil aku? Kok dia tau namaku. “Jangan berdiri di situ.. bahaya…“
Nah lho… kok dia bisa ngomong gitu? Apa disuruh Rino ya?? Aku celingukan nyari sosok Rino, siapa tau saja ternyata dia roadienya Downfall…
“Ndi…” tau-tau sosok bertopeng monster itu berjongkok di hadapanku. “ denger gue gak sih? Jangan di sini, nontonnya dari belakang aja… ntar gak gue kenalin sama Relic lhoo… “, ujarnya lagi, tersenyum sambil maenin cincinnya yang berpendar dalam gelap.
Oops……



isu

0 komentar

sakit karena dapet itu tidak menyenangkan
rasanya rindu menggebu terpaksa dipapas
ditendang untuk menghilang.
sudah ya,
saya mau mati dulu

masih bingung

0 komentar

sepanjang karierku yang gemilang
laksana bintang bertebaran di langit malam
apa ya yang sudah aku capai?
yang ada, cuma 'aku capai'
abis liputan enggak santai...

ketemu band terkenal?
ketemu artis terkenal?
dalam dan dari luar?
tulisannya terpampang di majalah mahal?

apa?
apa?

ketika prestasi dipertanyakan

0 komentar

wih, barusan ada yang ngirim imel,
dia nanya soal prestasi selama aku bekerja..
bekerja sebagai model comel,
yang cantik luar biasa..

*sumpah ini buat rima saja*

walau ketawa-tawa,
tapi sebenarnya aku mikir
coba lihat, alisku saja sampai melintir..

iya, aku mikirin
prestasi apa yang sudah aku capai
setelah beberapa tahun jadi jurnalis santai

mmm..
apa ya?

ini sih lebih jadi tamparan,
paling enggak pukulan asal-asalan,
mengingat cita-cita yang belum tersalurkan
mau bikin buku buat dikenang

ah..
jadi malu..

kamu aneh banget sih memang

0 komentar

banyak banget sih yang kayak kamu,
berlari bertepian, lalu mengaduh
jatuh sendiri kok diomongi
mending bantu teman, bukan mencibiri

kamu makin aneh teman,
lihat gigimu..
bukan makin maju
tebal lalu memudar

ah

kamu aneh

0 komentar

ketika raja bulu berdangdut tebal memajukan diri menjadi presiden
tanah air bergolak
pro kontra menggelegak

ya sudah sih,
biarin aja sih,
biar hitam tetap hitam, yang putih makin putih

iri ya?
cih..

rindu dikala senja

0 komentar

wih,
sepi men..
sepi dunia tanpa kamu..

rindu rasanya menggenggam kamu
jalanan kosong melawan arah
pulang saja kamu
tinggalkan rindu

yuk mari!

cuuuusss

kurang-kurangin broh

0 komentar

sejuta tahun berlalu sejak terakhir mengisi kekosongan di layar cokelat yang memutih..
apa susahnya sih menulis?
menggoyangkan telunjuk dan jari-jari yang lain untuk bergerak seperti tarian dalam gerimis?

baiklah..
mulai sekarang..

suuut..
jangan berjanji,
kalau hanya kau ingkari

luangkan waktu sejenak
untuk melamun tapi jangan sampai terinjak

yuk

harga diri harga mati

0 komentar

bicara soal menghargai, tapi adakah dia juga menghargai?
Teriak-teriak soal persamaan hak, tapi apakah dia bicara hal yang sama?
Aneh...
jangan bicara yang terbaik kalau masih buruk.
Orang memang tidak ada yang sempurna, bukan berarti tidak boleh menghujat,
tapi..
mawas diri dan rajinlah bercermin

sekian.

the cabin in the wood

0 komentar

Ok, awalnya memang gak seru..
tipikal horror/slasher holiwut, dimana cewek pirang [kali ini buatan] pacaran sama atlit football berteman sama satu cowok retarded yang suka ngeganja dan cewek perawan yang pemalu dan cowok baru yang kalem pergi liburan.
Menyangka ini akan jadi film tetek-tetek dimana-mana.. dumb blonde, cewek bodoh berlarian dikejar penjahat.. y'kno stuff like that..

lama-lama,
ini jadi kayak film konspirasi tingkat tinggi
yea, ala-ala new world order gitu pemirsa. Penuh dengan redneck yang -ternyata mengendalikan semua hantu dan penjahat yang menyiksa para pemeran utama...

lama-lama,
jadi seru men! Apalagi ketika para pemeran menemukan fakta konspirasi dan balik menyerang..
hanya untuk menemukan fakta kalau film ini berbau paganisme... tradisi jaman dulu, tentang pengorbanan dan kawan-kawan..

is a must see film,
jangan terlalu dibawa mikir kalau gak mau kesal dan heboh ngetwit soal skenario illuminati.

mencoba sambal

0 komentar

sepertinya harus sering-sering makan bareng nih

Fuck Lah!

0 komentar

i've had enough with this bunch of ol' shit who's claiming are the best, the top-of-the-world community...

gays,
you gays could really try one of my poo!

you stupid bastards!

screw you and your dick!

2012

0 komentar


Selalu percaya, kiamat akan datang. Tapi datangnya dari Allah. Bukan sekumpulan redneck yang merasa paling pintar sedunia, yang satu cita-cita sama Rita; menguasai dunia. Blah. You guys can taste my poo!

Ini Mama Cake-ku, Mana Punya-mu?

1 komentar

Mama Cake...

waktu pertama dengar dan baca film ini di linimasa twitta, sempat terbersit..
"ah, pasti pelem kumedi nih.. pasti norak nih.. pasti kan kamu selalu bersamaku nih..."
maklum,
suka menilai segala sesuatu dari nama
*gak sepaham sama Shakespeare*

aniho...
tiba-tiba dapat tugas untuk menginterview para pemain dari film yang tadi disebutkan di atas,
nah lo...
googling/browsing deh jadinya... biar nggak blank pas mau nanya-nanya...
ternyata...
pelemnya cukup menarik ya...
korek-korek lagi,
ealaa.. tambah menarik.

berhubung sempat mewawancarai yang punya hajat alias sang sutradara,
dapat deh privilege untuk nongton duluan, gratisan, aduh senang...
kelar nonton, langsung ditembak...
"berapa skornya?"
 *hening-tertawa pahit*
9,5 pun melayang...

bukan karena takut, tapi karena memang merasa film ini patut

selapis, film ini termasuk film komedi. Dengan banyak dialog dan peristiwa lucu yang mengocok perut.
bukan sekedar candaan numpang liwat, becandanya #cerebral, alias yang pake mikir. Bukan cuma jatuh kepeleset kulit pisang pas lagi ngintipin cewek pamer tetek.

dua lapis, ini film berat juga... Penuh pesan yang bikin kesan. Pesannya bukan hanya tentang persahabatan, tapi juga soal keyakinan. Tapi, itu semua dibawakan dengan gaya yang ringan, santai tanpa bermaksud mengajarkan. Kalau lo merasa 'gitu' ya rasakan, tapi tanpa paksaan.

tiga lapis, celetukan santai si teman bernama Mawar di postingan sebelumnya, terasa ada benarnya. Film ini, ehmmm... how do i say in a very delicate way? 'Islam banget!' xD. Ada banyak scene yang menegaskan itu, kadang implisit kadang nyata luar biasa. Tapi toh, tidak ada yang salah, jangan lantas berpikir sok sorban-sok sorban gitu mapren, film ini jauh dari itu.

boleh dibilang, penggambaran tokoh-tokohnya adalah dekat dengan pribadi banyak orang. Yang sedang dalam pencarian, merasa paling pintar, tapi ternyata salah kaprah. Tapi, balik lagi... gaya penyampaian pesan-pesannya bukan seperti mengajarkan, lebih pada berbagi pengalaman. Santai, mengalir dan tahu-tahu, sampai di hilir.

nggak akan cerita banyak, karena nantinya anda akan merasa terjebak. Tapi yang jelas, film ini patut disimak. Temukan banyak 'kode-kode' menarik di beberapa scene-nya. Memang tidak terlalu obvious sih, apalagi kalau lo bukan penggemar segala hal yang berhubungan sama kata 'semiotika'. Apalagi kalau lo tidak pernah tahu ada band bernama Purgatory sebelum film ini.

aku pribadi, punya armpad hijau bertuliskan MOGERZ *ennuff to say xD.*

Ini Bukan Tentang Itu, Lalu Apa?

0 komentar

"ah, pasti film Islam-Islam gitu..." celetuk seorang teman, sebut saja namanya Mawar [27 th]. Aku mengkerut, bukan karena takut, tapi karena habis kentut...

sedikit berpikir,
mengingat siapa dan apa yang ada di belakangnya,
bukan tidak mungkin apa katanya
benar adanya...

panjang ini sih...
lebih baik tonton sendiri..

*eh, mbak-nya ngomongin apaan nih?*

Bukan Orang Pintar

0 komentar

lama-lama aku ngeri baca pikiran teman-teman sendiri
bukan berarti aku lantas iri hati apalagi beranjak pergi
hanya saja,
omongan mereka terlalu berat untuk dicerna...

entah merasa terlalu pintar,
atau terlalu besar
sampai-sampai berani mempertanyakan 
hal-hal yang tidak sepantasnya ditanyakan.

aku pribadi,
punya banyak prinsip yang hingga hari ini
masih jadi pergulatan batin dalam diri sendiri
tapi biarlah,
selama itu tidak mengganggu jalannya hidup, ya bukan masalah

[tapi, toh omongan mereka juga bukan masalah. Jadi sudahlah...]

#interviewapeu

0 komentar

-->
#apeu

Darah kita A, kenapa anak kita 0? *sesenggukan* kamu selingkuh ya pa?

Neng, ada tusuk gigi? | buat apa bang? | buat nahan mata abang, biar gak bisa merem. Rugi gak lihat kamu.. #gwombal #apeu

Kuda apa yg kakinya 2? | kuda lumping | salah! | kuda laut | ngarang | kuda bediri? | noooo... Kuda kurang sempurna | serius #apeu ! ?

*terimakasih t* | untung ada hurup 't' | kenapa? | enakan mana, tetek apa eek? #apeu

*ini baru pas!* | Apa lo liat-liat bapak lo jago silat *ngeledekin anaknya iko uwais* #apeu

*disangka warung* | Nanti depan ambil kiri ya.. | gratis? #apeu

*disangka ngajak hanimun* | Bang, ke [jalan] Lombok ya.. | maap neng, abang udah nikah.. #apeu

#interviewapeu

*girlband* | band: sexy itu tergantung. Kalo emang dasarnya sexy, pake apa juga sexy | aku: aku sexy gak? | band: ... #InterviewApeu
*bukan bintang utama* | x: scene mana yang paling favorit? | dia: aku cuman dapet 1 scene, jadi.. | aku dan x: ... #InterviewApeu

*asli keren* | aku: ada bonus2 gitu gak sih biar orang beli CD asli lo? | band: ada dong. Di CD asli, ada liriknya! | aku: .. #InterviewApeu

*panik* *band rock cowok* | band: kalo gue suka d'Masiv karena musiknya.. Bukan Ryan-nya!! | aku: aku gak bilang apa2 loh.. #InterviewApeu

Aku: lo jadi pionir gerakan ini, gimana rasanya? | dia: ya senang mbak, tapi gak ngerti juga ini... Menurut mbak? | aku: ... #InterviewApeu

Aku: gimana ceritanya bisa manggung di sana? | dia: *sambil makan sushi* ya gak tau aku, urusan mereka itu.. | aku: ... #InterviewApe

Aku: asik gak pituringan sama cewek? | band: udah pernah kok | x: mungkin maksudnya pituringan sm yg ini | aku: makasih sob! #InterviewApeu

baru kenalan* | Band: xxx artinya empat, ditambahin 'a' karena ada ceweknya | aku: kenapa gak 'xxx-wati' aja? | band: ... #InterviewApeu

*seterah dokter deh* Aku: ada benang merahnya gak sama karya sebelumnya? | dia: ada. Penyanyinya | aku: ... #InterviewApeu 

*15 minutes of fame* | band: kami menawarkan sesuatu yang beda! | aku: apa tuh? | band: kami pake sarung | aku: ... #InterviewApeu

*mati gaya* *pertanyaan udah abis* | aku: ... Jadi gimana? Ok ya? Fix ya? |band: ... #InterviewApeu cc @DinaDisi

*salah fokus* | Aku: kok pituringannya sama dia terus? | doi: gatau, jodoh kalik.. *lalu curhat* | aku: ... #InterviewApeu

Dia: anak perempuan itu hebat loh.. Membanggakan.. Blabla.. Ini cewek kan *nunjuk perut* | aku: kata usg sih cowok | dia: .. #InterviewApeu

Fotografer: lo janjian jam berapa sih? | aku: harusnya jam 2 *liat jam, jarum udah di angka 4* mau #InterviewApeu

*siwer* | band: kita kan pernah ketemu ya? | aku: masa? Mungkin lo sering liat aku di billboard di Sudirman kalik | band: ... #InterviewApeu

*pelit* | aku: *sambil megang CD promosi* ini soundnya beda banget ya? | band: wah dia udah punya CD kita.. Yah, gratisan.. #InterviewApeu

*sibuk sendiri* | aku: gimana proses rekamannya? | band: *sambil main BB* gimana mbak? | aku: ... #InterviewApeu

*mantan model* | band: lo bukan di Aneka? | aku: itu waktu aku jadi model. Sekarang mau jadi pacar anak band | band: ... #InterviewApeu 

*maroon 5 sama penyiar* | adam: bla bla bla | *sementara* penyiar: iya pendengar, sekarang gw lagi sama.. | aku: ... #InterviewApeu

*band pop melayu* | aku: siapa referensi musik kalian? | band: U2, Muse.. | aku: ... #InterviewApeu

aku: gimana kalian ketemu? | band: he's my mum's asst's husband. We met frequently.. Eh, bisa bahasa inggris kan? | aku: ... #InterviewApeu

*band luar | aku: y do u wrote that song? | vox: blabla | eo: tanya semua personil! | aku: n u guys? | vox: I wrote it alone #InterviewApeu

*ketemu Archuletta* | dia: hey, we've met before! | aku: ... *GR* #InterviewApeu

*band ayam* | Aku: ini singlenya? | band: bukan.. Itu single kemaren. Wah, gak ngikutin perkembangan musik ya? | aku: ... #InterviewApeu

*band lagi promo album baru* | Band: bulan puasa ini, kita ada... | aku: buka bersama? Saur on the road? | band: ... #InterviewApeu

*internal | aku: ada niat kolabo sm sapa? | band: dia sih sama ehemnya!! | band 2: ih apa sih? | band 3: itu mbak, si ehem! | aku: ... #InterviewApeu

Aku: kok soundnya gini? | band: disuruh label | aku: konsepnya gini? | band: disuruh label | aku: kalian band apa sih? | band: label #InterviewApeu

*band favorit sejak dulu* | band: ada kejutan di album ini! | aku: apa? | band: rahasia! | aku: apa sih? Bonus track tersembunyi? | band: ... #InterviewApe




Kurang Tidur Jadi Ngelindur

0 komentar

sudah lama sekali
tidak naik bis sendiri,
begitu naik tadi pagi
langsung aku grogi

tapi sayang pemirsa,
di dalam bis aku diam saja
padahal biasanya,
sudah joget kaki di kepala dan sebaliknya

gara-gara keasikan
ngetwit becandaan
hasil interview sama band-band-an
yang dikasih nama #InterviewApeu ada-ada saja kawan...

begitulah,
malah jadi tidak menikmati perjalanan
padahal tadinya mau tidur karena ngantuk kurang tidur semalaman...

akhirnya sampai juga
setelah kurang lebih duduk di bis cukup lama
sudah ya,
saya mau kerja
dadaaaa...

kosong isi kosong kosong

0 komentar

suka grogi sendiri,
kalau lagi duduk depan pisi
mau ngisi blog tercinta ini
tapi tidak ada ide yang mampir kemari...

jadinya,
obrolan alor idul
persis kayak obrolan mandra sama bang dul
suka nggak nyambung, jauh arung sama kidul...

tapi ya sudah lah ya..
nikmati saja,
selama masih bisa..
apa jadinya,
kalau nanti menulis saja perlu biaya?

Sotja Belajar Nyarap

0 komentar

Wedew,
Sudah hampir 10 bulan nih
Anak kecil kocak nemenin mamih
*ew.. Untuk kepentingan rima sih...

Eniwei..
Si Sotja sudah mulai makan,
Well.. Sudah dimulai dari umur 5 bulan
Garagara stok asip mulai kejarkejaran
Dan sukses bikin Sotja rewel gulinggulingan,
Lantaran kelaparan...

Jadi,
Langsung saja
Kasih makan si Sotja!!

Makanan pertama adalah...
Farley!
Yep,
Maapkeun mamanda yes nak!
Dari awal, kamu sudah mamak kasih 'bikinan orang' karena memang rasanya enak..

Makan sekali sehari,
Awalnya sebiji, tapi kurang lalu nambah lagi..
Mulai umur enam bulan,
Farley dikurangi saatnya makan beneran..

Ceker dikaldu,
Masukin beras merah, lalu wortel, bayem dan daging di situ..
Kukus...
Pertamanya diblender
Lamalama cuma dilumat biar ngunyahnya pinter..

Sempet coba ati ayam,
Labu kuning tapi dia gak doyan,
Akhirnya balik ke wortel dan bayam..
Sekali-kali kasih kentang

Satu kali emaknya iseng,
Bikin mashed potato pake mentega dan keju biar kenceng,
Doyan sih...
Tapi ndilalah..
Pipinya merah-merah..
Alergi sodarah!

Baru tau jitak
Kalo bayi under setahun
Belum boleh makan susu sapi dan turunannya...
Jadi kecewaaaa..
*eh

Sekarang,
Sotja makannya buanyak..
Gak tau nurun siapa sambil mandangin perut yang two pack
Apa juga dilahap
Suka semua, semuanya sedap!

Umur 9bulanan,
Kalo pergi kondangan
Doi tenang
Asal disuplai makanan
Pilih-pilih sih,
Paling buah sama rebusan kentang...

ASi?
Masi..
Lemayan ngirit..
Soalnya popok gak boleh pelit-pelit
Harus cepat ganti saban dia kincit..
eyakali

Yah,
Mudah-mudahan
Sotja sehat gak ada halangan
Untuk umbuh jadi anak yang menyenangkan
Dengan wajah lucu nan rupawan...

Toss dulu ah yuk!

Sudah Lama Tidak Berjumpa. Sampaisampai Sotja Sarungan!

0 komentar

Wow!

rasanya seperti
jutaan tahun sudah berlari
aejak terakhir kali
aku menulis di sini...
Mengungkapkan cerita pribadi
lalu, apa saja yang sudah terjadi?
Wah banyak pemiRsa!
Mulai dari cerita #SiSotja
sampai kisah si Sarung Sabet Nyawa!


Waaaaaw....
Mau dong diceritaIn
penasaran nih,
kayak perawan yang kagak juga diajak kawin...

Mmmm... Ceritain gak yaaa?
Walau bukan cerita rahasia
tapi kisahnya bernilai mulia...
Tapi baiklah,
akan saya ceritain tanpa banyak masalah...


Jadi gini,
baru tadi
sotja kami belikan
sebuah pagar panjang
buat tempat mainan
maklum deh,
anak gendut lincah lucu itu sudah mulai jalan-jalan
biar aman,
dia kami belikan
pagar panjang
.....
.....
Loh kok ini jadi pengulangan?

Ya gitu deh,
sotja kece yang gak suka lodeh
punya sebuah play zone aneh
yang bisa menahan dia dari tolahtoleh
ih apa seh?

Iya,
sebuah pagar pembatas
yang bisa menahan gerak hibgga terbatas
walau todak sampai memendam kreativitas
itu loh,
pagar plastik warnawarni
yan lazim teelihat di TK Kartini..
jadi, sotja aman gak bisa seliweran
megangmegang colokan
ngambilngambil puntungan
*eh kok horor*

lalu...
Apalagi selain itu?
Mau cerita sedikit
soal Mat Rodji dan kebaya sempit
 yang sempat jadi perhatian media kecit
lantaran potonya kece nan menggigit

awalnya garagara mau menyambut ulangtahun jakarta
jadilah kami semua redaksi majalah tercinta
mengenakan kebaya dan pasangannya..
Iseng, kami fotofoto
hasilnya oke seperti rasa soto
didisaindisain
dirombarombak
malah jadinya kyak poster film
ditambah cerita yang renyah macam gurilem

jadilah...
Dan ternyata,
bikin semua orang terpesona
bahkan hingga reporter tetangga
tanyatanya soal 'filmnya'

wadaaaaaaw....
Pengennya siiih...
Dijadiiin saja,
gimana?

ke lagu ke labu