Oh iya,
dan saya bukan anak metal.
Terimakasih :)
masih, kenapa metal?
Ya kenapa enggak?
Metal.
Well, segahar namanya, genre ini memang gahar.
Tapi bukan berarti karena aku mau sok gahar, lantas dengerinnya metal.
Bukan juga karena alamat emailnya ajeng_metal xD.
Entah kenapa, this kind of music could really relaxing. Benar-benar bikin tenang. Bukan sekedar ikut-ikutan, tapi kenyataan.
Saat pusing, sakit kepala, ngantuk, sedih, marah, bodoh dan bosan. Lapar atau butuh me time, di sanalah aku akan berada. untaian nadamya jauh dari kata menjemukan, meski terkadang butuh waktu untuk mencerna liriknya, tapi emosi yang tertuang lewat distorsi atau cacian yang terekam lewat teriakan mampu menghapus duka dan merajut asa.
Jadi,
Kenapa metal?
Ya kenapa enggak?
Sama sekali bukan untuk terlihat keren atau apa. Kalau memang hati sudah bicara, kamu bisa apa?
Dan aku jarang banget bilang "aku suka lagu metal."
Sama sekali tidak.
Lebih suka menyebutnya, lagu paforit.
Tidak berharap akan dimengerti. Toh ujungnya akan mati.
#kittentounge
100 gr tepung terigu
100 gr butter
85 gr gula halus
1 butir putih telur kocok kaku
1 sdm kuning telur
vanili
garam
How to:
- Campur tepung terigu dengan sejumput garam dan vanili. Sisihkan
- Kocok butter, gula halus dan kuning telur hingga mengembang. Kurang lebih 15-20 menit, sampai warnanya pucat menjurus putih.
- Kocok putih telur hingga kaku sampai tidak tumpah meski mangkok dibalik. Tips: jangan sampai putih telur tercampur kuningnya, walau cuma setitik karena akan membuat putih telur sulit kaku. Jangan juga tercampur air, minyak dan zat-zat lainnya.
Masukkan terigu sedikit ke dalam adonan kuning telur lalu aduk rata. Masukkan putih telur sedikit dalam adonan kuning telur, aduk rata. Terus bergantian hingga terigu dan putih telur habis.
Masukkan adonan dalam plastik segitiga lalu gunting ujungnya dikit lalu tuang adonan dalam loyang lidah kucing yang sudah dilumuri mentega. Panggang hingga cokelat keemasan [150-180 derajat celcius, kurang lebih 15-25 menit]
The Ancient of Covenant
Setiap lagu itu punya kekuatan masing-masing untuk mengajak mereka yang mendengarkan menguak kenangan atau malah menciptakan imaji yang berbeda-beda. Pun dengan lagu yang ini, “Ancient Covenant” miliknya The Faceless.
Yours Forever
lagu ini kece amatan!
Happy aniversary Papanda Dhany
Ojek Jangan Di Ejek
Digitalize Your Ears
Taik ah judulnya!
Ini semua gara-gara tiba-tiba nyangklong di blog beberapa penggiat skena musik *apalahapadeh...
Robin Malau dan Widi Asmoro
*nama pertama sih bukan tanpa sengaja-tapi emang searching lantaran satu hal xD.
Ada salah satu postingan yang ngebahas soal rilisan fisik dengan digital. Setelah baca-mundarmandir-lalu makan bengbeng, sok-sokan mengambil kesimpulan sendiri,
Bahwasanya:
"Sepertinya rilisan fisik macam CD, vinyl atau kaset *cuma mas apink yang bisa! haha...* bukan lagi sebagai media utama untuk mendengarkan musik. Baca: MENDENGARKAN musik."
Yep, banyak media lain yang jauh lebih asik untuk mendengarkan musik.
Digital.
Tinggal unduh.. voila, bisa didengerin langsung.
Karena toh, agak jarang sekarang anak nongkrong lawson bawa leptop demi wifi gratisan lalu puter cakram di dvd-rom mereka
*eh bener kan analoginya?
**ini ngikik beneran...
eniwei..
Berapa orang sih yang 'rela' ngeribetin diri dengan membawa, 1 smartphone - 1 CD player - dan beberapa CDs dalam tas kalau ada 1 smartphone berisikan lagu-lagu hasil unduh yang tinggal tancep earphone?
Seperti juga Mas Men saya pernah bilang,
"Ngapain pake bawa-bawa player, dengerin aja lagu di henpon" - Pradipta, 2013
Iya. Seperti itu.
Tapi jangan sedih brur...
bukan berarti CD akan mati.
Lihat tuh vinyl. 5 tahun lalu, mana lah cakram segede piring buah ini dilirik oleh kaum mainstream *kalau tidak mau disebut hipster* tapi sekaraaaaang.. ohmen.. lo gak gaul kalau lo gak koleksi vinyl.
Ok, ini mungkin sounds wrong.. i know lots of peeps yang memang appreciate the music by buying vinyls - bukan hanya mereka yang 'pura-pura' demen padahal ya ra ngerti x/ Tapi hey, memang seperti itu kan yes?
Jadi sebenarnya ini pilihan sih. Kalau memang anda tidak mau ribet dengan keharusan masang cakram untuk dengerin, mungkin satu-dua single hits, akan lebih baik memilih digital music sebagai teman.
*walau kadang agak ribet juga step-step untuk unduh legal*
Sedang anda yang loyal dan ingin menyimpan memory kece soal band favorit, CD tetap bisa jadi pilihan. Ini peluang buat musisi untuk makin mendekatkan diri dengan fans. Buatlah gimmick-gimmick CD yang bikin CD anda long-lasting.
*bukan kolor-bukan kondom*
**jadi inget, dulu tiap interview suka nanya, "ada gimmick ada di CD baru" dan banyak dari mereka yang nggak engeh dan terkesan tidak peduli, bahkan ada yang jawab, gimmick di CD ini adalah: ada lirik di sleeve #InterviewApeu
Lalu intinya?
CD itu mungkin tak akan mati, tapi berjalan pelan, steady dan akhirnya hanya waktu yang bisa memilah, mana sahabat CD mana sahabat miras *eh salah blog*
maksudnya, mana sahabat CD mana yang pura-pura..
yah. kira-kira begitulah...