Karena, menahan nafas itu rasanya seperti menahan semua laju dan luapan luka yang ingin meluber seperti kulit perut nona gendut dari balik celana dalamnya.
Karena, dengan begitu ia tak mesti basah dan berurai lalu licin seperti wajah nona kurang percaya diri yang menghabiskan epidermis dan uang di klinik ketjantikan.
Karena, ada masanya bahkan angin enggan tertawa mengempiskan imaji tentang dunia dan isinya.
Karena, semua pasti berhenti.
Dan mungkin, ini saatnya.
semua lasti berhenti
Sundari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: (+add yours?)
Posting Komentar