*sambungan posting barusan
jadi ceritanya, seperti biasa, selalu murka kalau ada motor naiknaik kuda
eh,
maksudnya,
selalu murka kalau ada motor naik trotoar
ingin rasanya si pengendara aku tampar
atau paling tidak asal-asalan dicakar..
akhirnya,
tadi kejadian
bukan nyakar atau nampar sih,
tapi nonjok keras pundaknya.. sampai doi melipir hampir jatuh..
mampus
habis itu,
pengendara lain enggan mengikuti jejaknya
dan menurut ketika kusuruh turun ke jalan utama
mampus
Bukan Motor Mainstream
jangan kira ia tak peduli
bila kepala tidak sepanas ini,
mungkin ia tak terlalu peduli
tapi semua sedang menyerang
lengkap dari kanan kiri
maka habislah ia
dan kotorankotoran di sekitarnya
terlunta
menerjang membabi buta
ia gundah
gusar dan penuh amarah
kalian bangsat. lalu aku apa?
tau bangsat?
binatang kecil berbau yang kalo ditepok bau pantat?
begitulah kami melihat kalian saat itu
kebusukan merana
mengundang nestapa
bajingan
muak kami melihat tingkah lakumu
tak bisa diredakan amarah ini
ingin kami mencabik dan menguliti
menjadikan hidangan untuk anjing-anjing belang yang tak bertuan dan sudah dikebiri
tau bangsat?
itu kalian.
bangsat.
merobohkan hati
ketika yang biru jadi kelabu
saat nestapa menggantung membisu
harusnya kalian tahu,
itu waktunya tidur tanpa pintu.
selisih jalan
jadi gini sih...
rezeki dia bukan dari aku,
dan pahala aku bukan dari dia.
kalau memang jodoh, dan Allah ngasih kesempatan buat kami... ya pasti ketemu kok nanti.
bayi tadi... ah sudahlah...
seperti juga lagu soundtrack Tokyo Love Story,
postingan kali ini juga entah harus dimulai dari mana
gatau kanan atau kiri,
atau mungkin langsung di tengahnya saja...
ini soal bayi tadi
di postingan sebelum ini..
entah kenapa,
iya...
entah kenapa
entahlah..
sudah ya..
Kisah Bayi Kecil Di Negara Kaya Ini
baru
saja mendapat pengalaman yang kurang mengenakan dan bikin meriang
panas dalam..
kalau
saja malam itu aku ndak nonton bioskop dulu,
mungkin
aku gak bakalan bertemu
jadi
ceritanya,
balik
dari bioskop kelar scrining filem absurd,
aku
jalan liwat jembatan sarinah yang bawahnya banyak mobil ngebut
seperti
biasa,
banyak
tuna wisma
awalnya
aku ndak mau tengok kanan kiri
biar
begini, aku sensitif sekali
merasa
gak bisa bantu apa-apa
jadi
ndak mau tau mereka
*kalau
salah-benarkan saya*
tapi
tanpa sengaja aku melongok
Masyaallah,
bayi masih merah... sebut saja orok
ngejogrog
jam
sembilan malam
dengan
debu dan asap beterbangan
di
tengah riuh rendah kota metropolutan...
akhirnya
aku berbalik
nanya-nanya
soal si bayi merah -yang ternyata cantik
si
ibu, yang tuna wisma
bilang
kalau si bayi merah baru berumur 13 hari saja
lahir
di RS Budi Kemuliaan, Jakarta
habis
700 ribu lebih dari empat juta...
ditanya
rumahnya,
dia
bilang ia tak punya
semalam-malam,
ia menumpang di depan gerai mekdi
tidur
-mencoba nyaman sampai pagi
itu
pun berkat kebaikan hati
seorang
pegawai mekdi
yang
minta izin sana sini, biar si ibu bisa tidur dengan si bayi
aku
sedih sekali
nekat,
hampir aku bawa itu bayi
biarlah
jadi adiknya mbak sotja,
yang
memang lagi mencari kawan main sehari-hari...
tapi
masih aku tahan,
pelan-pelan
mau
omong-omongan dulu sama keluarga dan suamiku si bolang...
belum
ada keputusan pasti,
kalau
memang boleh, aku ambil saja itu bayi
Insyaallah,
pasti ada rezeki
kalau
yang pasti
pagi
tadi aku sudah bawa tas putih
berisikan
baju bayi untuknya...
tapi
sayang, dia tak ada..
mau
coba lagi malam nanti,
kalau
ada langsung diberi..
kalau
tak ada besok dibawa lagi...
kalau
sudah begini
aku
hanya bisa membenci
negara,
pemerintah, pejabat kota,
yang
tak bisa menjaga warganya sendiri
sementara
yang ngantri konser luar negeri
harga
sejuta lima juta banyak sekali
tapi
bayi tak berumah tak kalah berjeti-jeti..
kira-kira,
apa yang bisa aku perbuat?
Mohon
masukkan, mudah-mudahan bisa dijawab...
untuk bayi mereka
entahlah mana yang nyata,
ketika yang satu menyebut, semua akan dipuja untuk menjadi raja
apa yang aku baca ini berkata sebaliknya...
bayi perempuan akan dibinasakan, dihilangkan karena mereka tak ada harganya
apa ini sekedar tulisan untuk meraih kontroversi
hanya gaya lain lagi dari konspirasi,
aku tidak mengerti
yang aku tahu,
manusia dilahirkan bukan tanpa alasan
tak mestinya mereka dibuang tanpa banyak omongan
Langganan:
Postingan (Atom)