Lirik Saat Harapan Tiba - Keenan Nasution
Karena Tiap Nada Memiliki Cerita
anaknya gampang terharu.
denger lagu enak aja, bawaannya pengen nangis.
bukan karena melody atau lirik.
lebih ke arah, "merasa bersyukur karena ide berlian sungguh meletek dari otak para musisi pemilik lagu menarik."
Insidious Chapter 3: Review dari penggemar horror yang bosan sama horror
menurut otakku yang ala kadarnya ini, film horror paling nyebelin itu adalah Malam Satu Suro Insidious Chapter 1. Kenapa? karena ujungnya bikin nggak enak hati. Bikin hati terasa kosong. Itu horror banget. Coba tanyain sama para jomblo.
selain Insidious, film lain yang ngasih after effect nggak itu The Mist. Sumpah. Jangan nonton deh kalau nggak mau hari kalian kelabu. Maklum, aku adalah penggemar film happy ending di mana musuhnya mati and the good guy gets the girl. Lurus banget kan?
nah, postingan kali ini nggak mau ngebahas soal film berujung kelam, tapi mau ngebahas soal Insidious. Yes, sejak kelarnya Chapter 2, jujur hati ini sudah berharap tinggi akan sekuelnya. Salah banget. Padahal sekuel itu jarang ada yang bagus. Kecuali Tersanjung.
hasilnya.
nggak bagus -- subjektif sih. Dan menurut kesubjektifan aku, plotnya emang garing - nggak jelas - gitu-gitu amat.
terkesan maksa -- mungkin ini kalau dibandingin sama Chapter-Chapter sebelumnya ya. Karena, imho, kalau berdiri sendiri, ya nggak apa-apa juga. Paling kita perlu penjelasan dikit tentang pria paruh baya yang datang menemui Elise di cafe sambil bawa-bawa foto. Atau mungkin kita nggak akan terlalu banyak ketawa ngeliat dua cowok hipster yang bawa-bawa kamera malam.
kalo menurut aku sih, film ini, nggak memorable.
beneran. Nggak butuh waktu lama, kesannya hilang tak berbekas.
banyak pertanyaan nggak terjawab. Tapi ya udah lah ya, namanya juga hidup. Tapi aku bingung, kenapa kakek dengan maker? kenapa dengan perempuan hujan? kenapa jadi merangkak? kenapa si Quinn anaknya '70-an banget?
kenapa?
kenapa?
kenapa James Wan mau produserin film ini? kenapa dia berani 'nyerahin' tugas nakut-nakutin ke orang lain?
ya udah lah. Yang penting udah nonton Insidious.
mau nonton lagi?
ya enggak lah :D
A Night of Reunion with Boyzone: A Review dari fans agak berat. Badannya.
-->
Suasana makin panas ketika “Picture of You” dan “I Love You Anyway” dibawakan. Keith Duffy lalu menyapa penonton sebelum membombardir hati dengan “Baby Can I Hold You?”, “Words”, “You Needed Me” dan “When the Going Gets Tough.”
The Gray Chapter: A Review - oleh orang sok tau yang hanya tau, enak dan enak banget.
sudah cukup lama
*bohong
anyway,
baru sempet dengerin The Gray Chapter-nya Slipknot nih. Lambat ya. Ya udah sih, namanya juga orang sibuk. Disibuk-sibukkin.
jadi... menilik namanya, album ini memang diproduksi setelah kepergian Paul Gray. Tepatnya di tahun 2013. Menurut Corey Taylor, isi album ini seperti perpaduan antara Iowa dengan Vol. 3 [Subliminal Verse], brutal yet melodiously artistic.
and i couldn't more agree to that.
sebagai fans yang besar di
Nope, All Hope is Gone itu nggak masuk hitungan. Which Hope is Gone? exactly. Setelah agak kuciwa dengan album Justin Bieber, mendengarkan album ke-5 mereka ini sungguh sangat menyejukkan.
Bayangkan, kebrutalan "Left Behind" atau "Heretic Anthem" yang memabukkan digabungkan dengan "Duality" atau bahkan "Vermillion" yang menyayat hati di dalam satu album. Rasanya seperti ribuan bantal dilesakkan ke dada, dipukul bertubi-tubi namun memberikan efek yang menyenangkan.
nggak. Lagu-lagunya nggak ceria kok. Somehow, lagu-lagunya justru makin kelam dan kelabu. Entah karena efek Paul Gray, atau saat mendengarkan album ini saya lagi ngantuk kebanyakan deadline. Entahlah. Yang jelas, album ini berisi walau tidak terlalu berisik.
salah satu lagu yang menurut i paling tebal adalah...
hmm...
this is hard...
but i have to say "Goodbye" is actually really describing the whole album. Not just musically, but also lyrically *apeu*
ketika kesedihan dipadukan emosi yang menyesakkan. Itulah. Itulah "Goodbye"
mereka juga seolah berteriak pada dunia, "men.. you don't know shit about what we've been through. Just eat this!"
"A long time ago we discovered that nothing could stop us
This hasn't torn us apart, so nothing ever will
How can we know where we are if the sun is behind us?
But this moment will show us the rest of our lives
No one is going to save us this time
No one can know what we're feeling.
So don't even try "
seperti kata Shawn "Clown" Crahan saat ngobrolin soal All Hope is Gone di mana sebenarnya dirinya nggak setuju sama kalimat itu. Bahwa, seburuk apapun dunia, there's still a hope. Sampai ketika Paul Gray meninggal and he thought, that was the end. Hiks.
untuk single-nya, "The Negative One" imho, masih Slipknot banget. Heavy metal nan industrialistis dikemas dengan sampling yang makin lama makin ngaco. In a very positive way.
overall, album ini seperti mengembalikan langkah kaki saya yang kemarinan sempat membelok dari #SLIPKNOTLICIOUS gegara album terakhir mereka yang kurs bengs itu.
TERIMA KASIH SLIPKNOT!
and welcome back!