A Night of Reunion with Boyzone: A Review dari fans agak berat. Badannya.

-->

Boyzone Concert - seperti tercetak di Trax Magazine edisi Juni 2015

MENDADAK HISTERIS
Walau sudah tidak muda, teriakan barisan fans garis keras grup vocal ini masih mampu menggetarkan dinding Istora!

A Night of Reunion
BOYZONE: BACK AGAIN NO MATTER WHAT
JUMAT, 22 MEI 2015
ISTORA SENAYAN, JAKARTA

SELEPAS Maghrib, di tengah kemacetan ibu kota yang makin hari makin ajaib, tiga perempuan muda yang ditengarai berkantor di bilangan Sudirman –terlihat dari setelan necis yang mereka kenakan, nampak berjalan cepat ke arah Istora. Celotehan ringan sambil menyebut beberapa nama terdengar jelas. Menilik dari nama yang mereka sebut, jelas lah kalau mereka sedang menuju lokasi konser Boyzone.

Di venue, antrian di depan gate sudah mulai memanjang. Rata-rata, seperti tiga perempuan tadi, berusia antara 25 – 40 tahun dan rata-rata sudah tidak sabar bertemu idola masa remajanya dalam konser yang dipromoteri oleh Full Color Entertainment dan Hype ini. Banyak di antara mereka, mengenakan bando yang bisa menyala dan kaos bertuliskan Boyzone.

Pukul 20.15, panggung gelap. Istora yang malam itu hampir penuh mulai menggila. Teriakan “Boyzone… Boyzone…” mengisi udara. Sempat basa-basi sedikit dengan MC dan menonton video dokumentasi saat Boyzone tiba di Jakarta, Ronan Keating, Keith Duffy, Mikey Graham dan Shane Lynch langsung menghentak dengan “Love is A Hurricane”.

Suasana makin panas ketika “Picture of You” dan “I Love You Anyway” dibawakan. Keith Duffy lalu menyapa penonton sebelum membombardir hati dengan “Baby Can I Hold You?”, “Words”, “You Needed Me” dan “When the Going Gets Tough.”

Di tengah konser, grup vokal yang terbentuk lebih dari 20 tahun lalu ini sempat berbicara soal Stephen Gately dan keinginannya untuk menyambangi Indonesia. “Everyday I Love You” lalu berkumandang, lengkap dengan suara Steo yang khas. Tak lama, “Gave it All Away”, yang merupakan lagu terakhir yang sempat direkam sebelum kepergian Steo, terdengar. Sukses membuat seisi Istora terisak –atau paling tidak menahan geremeng air mata. Istora kembali bergetar dengan teriakan “YES!” ketika Ro bertanya pada penonton, lewat lirik lagu, “if I asked would you say yes?”

Overall, konser nostalgik ini benar-benar mengeluarkan sisi remaja dari para penonton. Masalah lemburan, deadline mepet atau suami yang menunggu di luar pun terlupakan. Digantikan hysteria yang menggelegak demi melihat penampilan idolanya.

Boyzone sendiri berhasil membuktikan janjinya untuk tampil maksimal –tata gerak dan tata suaranya luar biasa. Membuktikan kalau Boyzone memang bukan sekadar bermodal tampang. Wajar jika malam itu, Istora bergemuruh karena teriakan histeris para penonton yang merasa terpuaskan. Mendengar suara emas Ronan dan Mikey, atau aksi menawan menjurus flirting dari Keith dan Shane, yang tiap gerakan dan lirikannya mampu membuat hati perempuan mencelos tanpa bisa ditahan!

Konser ini juga mampu menjawab cibiran orang yang meledek Boyzone ‘hanyalah’ Ronan dan Steve. Boyzone adalah sebuah grup vokal dan tiap individunya memberi kontribusi yang seimbang hingga menjadikan mereka irreplaceable.


Boyzone Web

Aksi Maksimal dari Mantan Boyband
Meski tidak semua hits dibawakan, konser berdurasi 90 menit ini mampu membawa penonton kembali ke masa remajanya.

Ditemui saat konferensi pers, sehari sebelumnya, Boyzone berjanji untuk tampil maksimal. Tidak ingkar janji, Ronan Keating, Keith Duffy, Mikey Graham dan Shane Lynch memang tampil luar biasa dan nyaris tanpa cela. Entah karena euphoria bertemu idola atau bukan, yang jelas penampilan boyband asal Irlandia ini seperti membuka peti berisikan rahasia masa remaja –saat sedang mulai jatuh cinta, yang menyenangkan.

Tak hanya membawakan hits macam “Picture of You”, “You Needed Me” dan “Words”, Boyzone juga memberikan teaser dari album terbaru mereka yang rilis tahun lalu. Walau terlihat lebih elegan, pria-pria ini tak sungkan untuk bergoyang seperti boyband pada umumnya.

Mereka juga sempat mengharubirukan Istora ketika berbicara soal Stephen Gately yang meninggal dunia, 2009 lalu. “Everyday I Love You” lalu berkumandang, lengkap dengan suara Steo yang khas.

Setelah, “Who We Are” yang diambil dari album terbarunya, kwartet ini silam. Teriakan standar meminta mereka tampil lagi, sukses menggetarkan Istora. Boyzone kembali ke panggung membawakan “A Different Beat” dan “Life is Roller Coaster” yang sebenarnya lagu solo Ronan Keating.

Secara keseluruhan, penampilan mereka dalam Boyzone: Back Again No Matter What Concert ini terbilang sukses. Dan seperti semua hal yang menyenangkan, terasa cepat berlalu karena semua menikmati suasana. Yakin lah, bukan hal mudah untuk bisa move on dari keriaan macam ini.

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar

ke lagu ke labu