metal satu jari?

Metal. Salah satu genre musik dengan 'anak' alias sub-genre paling banyak. Musik yang sering dibilang musik keras, karena distorsinya menyalak dengan bumbu rythim drum yang bertempo cepat, ini tak pernah mati. Walau jarang terdengar dan tampil di acara televisi, namun pergerakannya seperti tak pernah berhenti.

Contoh nyata, nyaris dua minggu sekali event yang memajang headliners para musisi metal diadakan. Dengan nama-nama 'seram' yang memenuhi pamflet acara. Bukti bahwa genre ini punya penggemar setia yang selalu menanti perkembangannya.

Sering dibilang sebagai musik setan, bukan tanpa alasan sih. Salah satu sub-genre dari metal memang lazim disebut sebagai death metal, black metal... bukan hanya karena mereka berpakaian hitam-hitam, tapi karena banyak lirik mereka yang berasosiasi dengan kematian-peristiwa tragis-bahkan supranatural.

Lambang dua jari yang terkenal di kalangan scene anak metal juga memiliki arti 'seram'. Gerakan telunjuk dan kelingking yang naik ke atas ini dinamakan juga devil sign, devil horns, goat horns, metal horns, death fist, horns up, slinging metal, metal sign, sticks up, throwing the goat, rocking the goat, sign of the goat, throwing the horns, evil fingers, the horns, forks, metal fist, satan salute, atau (the) Jackal.

Man!

Apa pula itu, setan kok disaluti *nyengir bodoh*

Belakangan metal satu jari bangkit. Pergerakan komunitas metal yang merasa gerah dengan segala jenis menghormati setan-setan, mengangkat tema dan konsep yang, IMHO, sangat ciamik. Penggerak komunitas ini, Tengkorak, dedengkot metal tanah air dengan sikap frontal dan penggemar fanatik.

Gerakan ini, banyak diminati... karena ternyata banyak juga musis-musisi dan kaum metal yang merasa perlu meluruskan jiwa anak muda labil penggemar metal yang gampang terasuk oleh lirik dari band-band yang mereka anggap pahlawan. Satu jari yang menunjuk ke atas ini bisa diartikan sebagai sikap untuk selalu hanya only mengagungkan-mengesakan Allah SWT sebagai penguasa jagat raya, sebagai satu-satunya yang patut disembah dan disaluti.

Mengesankan...

Sayang, seperti biasa, saat ada hal baru pasti ada orang-orang konservatif yang tidak rela untuk berubah dan melihat perubahan. Kontra pun bermunculan, mulai dari orang yang mengaku metal sejati hingga orang yang tidak ngerti dan menganggap mereka yang beratasnamakan gerakan ini cemen dan merusak metal!
Banyak dari mereka yang tidak setuju. Ada yang bilang dengan 'baik hati', kalau dakwah lewat musik itu tidak baik, ada juga yang dengan lantang berkata tidak terima.

Duh...

Kelabu berpikir *memang bisa ya?* hi hi...
Kenapa hal baik dilarang. Kenapa yang buruk malah dibikin terang?
Itu sih sudah sifat manusia dari sananya. Susah diajak ke jalan yang baik, karena jalannya susah...

Kelabu melihat itu sebagai satu bentuk cerdas dari penggunaan musik sebagai bahasa yang universal. Bagaimana cara menstimulasi otak untuk menerima hal baru dengan lebih cepat adalah melalui musik. Tak merasa digurui, padahal dengan memaknai liriknya, kita bisa belajar banyak.

Contoh nyata nomer dua:
Kelabu bukan anak yang saleh dan sallihah... *kasian doa temanteman orangtuaku kala aku lahir :p*
tapi bukan berarti aku satanic dan melihat setan sebagai pahlawan **ketok meja tiga kali**

waktu aku lagi pusing sama tugas akhir, aku mendengarkan album sebuah band metal bernama seram. Lagunya enak, musiknya enak... aku penasaran dan baca liriknya...

uwoo!!

mantap sodara!

Liriknya sarat makna, penuh pesan kebaikan yang disampaikan dengan cara ajaib. Sama sekali tak terkesan sok, karena si penulis lagu-penyanyi menempatkan diri sebagai seorang sinner yang berusaha untuk jadi lebih baik lagi. Tidak menghakimi, tapi berbagi pengalaman dan cara dia melewati cobaan.

Kelas!

Dari situ, label cinta mati pun langsung diberi. Nama band itu adalah PURGATORY.

Salah satu penggerak metal satu jari ini adalah PURGATORY, tapi bukan hanya karena mereka aku setuju dengan metal satu jari ini.

Pesan yang disampaikan oleh penggagas patut diperhatikan. Jangan sampai kita terpengaruh sama hal buruk.

Lantas, kalau mereka mencoba menyuarakan kebaikan lewat hal yang mereka mengerti, maka tak ada yang salah dengan itu. Bukankah musik merupakan bahasa universal yang bisa menyatukan banyak hati dan kepala.

Kita sering menggunakan lagu sebagai sarana penyampai pesan perdamaian. Rasanya tak salah untuk menyebarkan kebaikan sikap lewat lagu. Metal atau dangdut atau pop serta reggae... hanya media. Semua tergantung kita untuk menyikapinya.

Terima saja perubahan dan perbedaan.

Lagian, nunut kata suamiku @dh4ny ,
Bukan metal yang menentukan kita, tapi kita yang menentukan metal.

Kenapa harus pusing?

Salam metal kawan!
Kali ini semua jari ha ha...

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar

ke lagu ke labu