Di Jakarta Masih Ada Orang Baik?

sekadar cerita, tanpa bermaksud riya.


Jadi kemaren itu, seperti biasa kan kalo ke kantor, motoran sama Dhany sampai RS Permata Hijau, lalu lanjut gojek. Seperti biasa juga, nunggu gojeknya di Halte Mesjid, nggak jauh dari Rumah Sakit. 

Udah mesen, lagi duduk manis di halte, lengkap dengan helm (karena males lepas dan biar jadi ciri buat bang Gojek), ada mas-mas dateng. Badannya agak sterek, tato di lengan full betul. Pake jeans, sneakers, kaos cokelat sama megang jaket jeans. 

Dia duduk sebelah aku. Sempat ku lempar senyum dan doi balas. 

Nggak lama, dia ditelfon sama -kayaknya, temennya dia. Dan -kayaknya nanya si mas ini lagi di mana, karena terus dia nanya aku, "mbak ini di daerah mana ya?" yang langsung ku jawab dengan pasti, "Permata Hijau mas."

Lalu dia lanjut ngobrol sama temennya.

Kemudian dia tutup telfonnya, dan bertanya lagi sama aku. "Mbak, kalo pasar Kebayoran di mana ya?" setelah ku tunjukkan, dia agak lesu. Lalu bilang, "Lumayan juga ya. Dari pagi jalan dari Tanah Abang, baru sampe sini."

Terus aku bilang, "ya jangan jalan lah mas. Naik Gojek aja."

"Gak ada ongkos, mbak." ia menjawab pendek. Ia lalu bercerita bahwa sudah dua minggu ia datang ke Jakarta dari sebuah kota di Jawa (aku nggak nanya tepatnya di mana) mencoba cari pekerjaan, tapi tidak kunjung dapat, hingga akhirnya kehabisan modal hidup. Ia dalam perjalanan untuk ketemu temannya yang seorang tukang parkir di pasar Kebayoran.


Aku nggak punya cash. Dan jujur, saat itu aku agak mikir... apa ini orang jujur. Tahu lah, aku beberapa kali dibohongi. Akhirnya aku tawarin untuk naik Gojek aja sampai tujuan, aku bayar pake Gopay. 

Awalnya dia nggak mau. Tapi setelah ku paksa, akhirnya luluh juga. Sempat minta nomer telfon, katanya kalo nanti punya uang bakal diganti -which aku tolak, karena males juga ntar di-SMS, hahahaha... 

Tapi yang paling ngehek dari cerita kemaren itu adalah ketika dia bilang, "ternyata masih ada ya orang baik di Jakarta."

Somehow, aku ngerasa sedih sih. 

Akhirnya Gojek pesenan buat dia datang dan ketika kami akhirnya berpisah, dia bilang, "nanti Tuhan yang balas..."


Amin!

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar

ke lagu ke labu