Jangan Seperti Itu Ya, Nak!

Barusan baca komen Path seorang perempuan ibukota. Doi bilang, empet banget sama ibu-ibu hamil yang minta duduk. Terus bilang, kalau mau duduk tuh usaha dong, berangkat pagian kek - ke stasiun yang jauhan kek..

all i wanna say is:

SCREW YOU BITCHES!


Yes, bitches

Karena ternyata banyak komen bernada serupa di postingan cewek itu. Yes, bitches. Karena ternyata ada banyak perempuan-perempuan muda [dan pria-pria muda] yang merasakan hal serupa.

Urgh...
Let me say it again,

SCREW YOU BITCHES!

Gedek akooh

Bukan hanya karena i've been there... oh hell yes, aku pernah jadi ibu-ibu hamil yang nggak dikasih duduk [not that i asked for it, i was a tough mother-to-be that time] aku pernah berdiri di depan cewek-cewek sok cakep yang cuek melihat cewek lain di depannya berperut melendung hingga akhirnya ada ibu-ibu baik hati yang nawarin duduk.

Yes, it happened 

Orang yang nawarin duduk itu kalo nggak bapak-bapak ya ibu-ibu, yang udah tahu rasanya hamil. Kayak bawa carrier tapi nggak bisa dipindah ke punggung. Orang-orang yang udah tahu beratnya perjuangan calon ibu, even untuk berjalan. 

Cewek seusia aku? bah! bisa diitung pake jari, ada berapa yang sukarela ngasih korsi [sukarela di sini maksudnya, tanpa diteriakin kondektur busway terlebih dahulu]. Sisanya? ya entahlah, mungkin lagi galau karena kelamaan jomblo.

Bukan nggak dikasih duduknya sih yang aku sebel, like i said: i was pretty tough back then. Cuma sebel/sedih karena ternyata banyak banget orang yang nggak peduli sama sekitarnya. Ke mana orang-orang yang dulu bisa dengan gampang berbagi sama orang lain? to be honest, i once cried in silence cuma gara-gara ada anak muda bertampang dekil ngasih duduk ke ibu-ibu paruh baya tanpa banyak ngomong. Hal-hal kayak gitu sekarang jadi golden banget. Susah dilihat.

and i don't want my baby girl growing up in such places. Aku nggak mau Sotja jadi orang yang dingin. Yang merasa nggak apa-apa kalau cuek saat orang lain kesusahan.

amit-amit *ketok meja tiga kali
amit-amit kalo Sotja sampe kayak gitu.

Sejatinya, kegagalan luar biasa orang tua itu bukan tidak bisa membuat anaknya jadi juara kelas atau mampu berbicara dalam 19 bahasa asing. Tapi saat anaknya tumbuh jadi orang yang tidak punya empati. 

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar

ke lagu ke labu