Bruno Mars: Imajinasi Liar Perempuan Ibukota


Lebih tepatnya, Bruno Mars di Moonshine Jungle Tour-nya yang baru lewat beberapa hari lalu. Sejujurnya, aku bukan Hooligans, pun mendengarkan lagu Mas Bruno tak sampai khatam di hati dan sembilu. Namun apa daya, aku terlena.. terbawa dalam keliaran imaji saat melihat lenggok tubuh dan suaranya.



Hanya ada satu kata untuk menggambarkan konser kemarin: sexy.


Bruno tidak perlu membuka baju hingga tulang selangka nyaris terlihat. Ia tak perlu berpose menantang dengan tubuh dan rambut basah. Cukup bernyanyi dari hati dan biarkan musik membawa mimpi.


No, ini bukan review konser pada umumnya. Tak perlu lah aku bercerita, bagaimana sound dan lighting nyaris tanpa cela atau penampilan musisi pendukung Bruno yang tidak seperti pendukung namun memberi kisah tersendiri, atau suara sempurna Bruno Mars di setiap lagu – baik yang mellow maupun yang upbeat, atau saat ia dan penyanyi latarnya membagi suara di hampir semua lagu, atau betapa melt-hearting-nya doi saat berdiri sendiri di bawah seberkas sinar dengan Fender Telecaster, membawakan “When I Was Your Man” yang sukses membuat penonton tersayat-sayat, atau saat ia melakukan solo drum sebagai penutup konser dengan “Locked Out Of Heaven”-nya, atau agak anti-klimaksnya konser karena – imho, semakin ke belakang malah semakin kurang hot.

Tidak, ini bukan review seperti itu.

Hanya satu cerita yang mau diangkat. Bagaimana kesexyan Bruno Mars bisa menelusup masuk dan mencengkram jantung untuk lalu dibolak-balik dan mengirimkan sinyal ke otak, yang lalu memerintahkan mulut untuk mengeluarkan teriakan, dan tangan untuk menjambak manja rambut sendiri.

Brrr….

He’s so damn hot!

Apalagi saat “Show Me” dibawakan. Aku tidak sempat melihat sekeliling, tapi aku yakin ada banyak perempuan ternganga –mungkin sambil memegang dada. Para lelaki cemburu –karena ceweknya lebih memilih untuk ternganga sambil memegang dada dibanding gandengan dengannya. Dan mungkin banyak gay terkesima dan berebut ingin jadi standing mike Mas Bruno. Mungkin.

Liukan tubuh yang serasi dengan band, sekaligus backing vocal, sekaligus dancer yang menggoyahkan iman. Konser kemarin memang -seperti kata @syifabilqisti sungguh cobaan bagi syahwat. Berat. Belum lagi kemampuan interaktifnya yang seolah menjadikan perempuan-perempuan semakin spesial. Bukan sekadar pujian, Bruno Mars menetapkan standarisasi baru. Bagaimana seharusnya pria-pria memperlakukan kekasih hatinya. Terimakasih Bruno!

Mungkin juga banyak yang menahan diri untuk tidak melompat ke panggung, memeluk Bruno dan membuai khayal yang tercipta untuk diri sendiri. Kita tidak pernah tahu. Yang jelas, Bruno Mars memang menggoda. Aku tidak pernah melihat ada cowok sesexy itu, bahkan melabeli orang sesexy itu.




Brrr…



He’s so damn hot

Pengulangan yang sesungguhnya.





0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar

ke lagu ke labu