Ini Diriku, Aku Deskripsikan. Kamu?

Agak sulit menjawab pertanyaan,
coba dirimu, kamu deskripsikan!
mau kemana lima tahun ke depan?
punya visi misi apa buat perusahaan?
*lah, interview kerjaan?

tapi memang,
berat benar mencari jawaban
soal diri sendiri harus digambarkan
mesti mikir depan belakang
biar terdengar tenang
sekaligus mapan

jadi..

Ok, namaku Ajeng. Ibu dari satu putri bernama Sotja Wening Andharu. Tinggi badan sekitar 167 dan berat sekitar 68. Terlihat besar, karena punuknya gendut dan dada yang agak lebar. Rambut berombak cenderung kusut sebahu lebih sedikit. Berkacamata dan berjam-kanan. Selalu membawa lipstick di kantong, kalau ketinggalan bisa betek seharian. Tidak suka kuku panjang karena susah makan pakai tangan dan bikin hidung luka saat ngupil. Sudah sekitar 7 tahun jadi wartawan, tapi sama sekali belum nerbitin buku [memang bukan acuan sih, tapi begitulah]. Sekarang bekerja di sebuah digital agency, megang produk susu hamil berinisial L a c t a m i l. Kerjaannya? ngoprek socmed sepanjang waktu. Paling suka menumpahkan pikiran ke dalam kata-kata. Pakai keyboard atau pakai pena. Lalu kata-katanya ditempelkan ke blog tercinta atau twitter saja. Doyan makan, tapi jarang jajan. Cenderung slordeh dan sedikit jorok. Sedikit. Tapi bukan jorok yang kinky, lebih ke jorok yang abadi. Bakat? nampaknya tak ada yang spesial. Sedikit bisa nyanyi, sedikit bisa main gitar, sedikit bisa berdeklamasi, sedikit bisa masak, sedikit bisa ngedance like agnes, sedikit bisa nulis, sedikit bisa ngetik cepat [90wpm bro]. Punya dunia lain dalam otaknya. Kalau butuh khayalan, tinggal buka laci dan khayalannya muncul dan bersambung. Banyak baca buku-buku komunis, yahudi, betawi, hehantuan, misteri dan hal-hal aneh. Tapi jadi pendiam kalau ada yang cerita soal topik di atas. Cenderung jadi pendengar dibanding mengemukakan apa yang sudah dibaca karena malas dicap sok tahu. Sedang belajar ukulele. Sudah bisa beberapa lagu. Bukan pendiam, tapi harus lihat kondisi dulu. Jika sang lawan tidak menyenangkan, lebih baik ditinggalkan. Bukan pembela FPI namun anti liberalisme kebablasan yang merusak dasar kehidupan. Tidak bermasalah dengan LGBT selama mereka tidak menggangguku. Lebih terganggu sama bencong pengamen pemabuk yang hobinya memaksa minta recehan-kalo-gak-dikasih-ngamuk. Sama sekali tidak suka dengan orang-orang yang menyetir kendaraan tidak di tempatnya [mobil pribadi masuk busway atau motor naik trotoar atau mereka yang melawan arah]. Sama sekali tidak suka juga dengan orang yang membuang sampah tidak di tempatnya. Orang macam begini adalah sampah. Cenderung beringas. Cinta damai tapi seringkali punya keinginan untuk berkelahi di jalan. Terutama sama orang-orang sampah. Selalu tersesat di dalam mall. Selalu ngantuk terkena ac mall. Tidak mengerti merk mahal.

Kira-kira seperti itulah.

Kalau kamu?

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar

ke lagu ke labu