Chef: Tweetmu, Harimaumu. Tweetmu, Mahkotamu.

0 komentar

I just watched Chef, a movie about desperation, lack of love on daily routines, anger, rage and the power of social media.

Ceritanya seputar seorang Chef yang -sebenarnya handal dan inovatif, tapi terkungkung sisi komersial si pemilik restoran tempat ia bekerja. Pada satu hari, seorang food blogger memberi review jelek untuk makanannya. Ia membalas, lewat twitter. Di sini, peranan social media begitu terasa. Betapa emosi si Chef akhirnya meledak dan teramplifikasi dengan baik di ranah digital.

Kehidupannya hancur, hanya karena video tersebut.

Akhirya ia mencoba untuk keluar dan kembali mencari passion yang sempat hilang ketika ia bekerja untuk materi.

Plotnya sederhana. Tapi memiliki twist yang menyenangkan. Bagaimana seseorang bisa membalik sesuatu yang negatif, menjadi positif. Bagaimana ia membalik sisi kejam dunia digital menjadi pendukung utamanya.

Nice movie!

Me likey!

ke lagu ke labu